Melansir Al Jazeera, Senin (2/8/2021), kebakaran di Turki telah dipicu oleh gelombang panas Eropa selatan yang dialiri oleh udara panas dari Afrika Utara, yang juga telah menyebabkan kekacauan di bagian lain dari Mediterania dalam beberapa hari terakhir.
Para ahli telah memperingatkan bahwa perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis memperingatkan pada hari Senin bahwa Yunani menderita gelombang panas terburuk sejak 1987 karena peramal cuaca mengatakan suhu bisa mencapai 45 derajat dalam beberapa hari mendatang.
Panas yang hebat telah berkontribusi dalam memicu kebakaran hutan yang telah menghancurkan lebih dari 3.000 hektar kebun pinus dan zaitun di barat negara itu sejak Sabtu.
Di tempat lain di Eropa, lebih dari 800 kebakaran tercatat selama akhir pekan di Italia, terutama di selatan, kata pemadam kebakaran negara itu.
Kebakaran hutan hari kedua berturut-turut di Sisilia pada hari Sabtu memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka dan bandara Catania setempat ditutup sementara.
Di Spanyol, petugas pemadam kebakaran menggunakan pesawat pengebom air untuk menangani kebakaran hutan yang terjadi pada Sabtu di dekat waduk San Juan, sekitar 70 km timur Madrid.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR