"Mikronutrien berperan kecil namun penting, misalnya membentuk sambungan antar sel saraf sehingga informasi dan pengetahuan bisa menyebar lebih cepat. Anak dengan mikronutrien cukup memiliki daya tangkap dan keingintahuan tinggi, berbeda dengan anak yang hanya makronutriennya tercukupi," kata Noroyono.
Mikronutrien yang tidak tercukupi, kata Noroyono, tidak hanya akan membuat bayi berisiko mengalami kecacatan atau lahir dengan kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).
Namun bayi yang kekurangan mikronutrien, akan tumbuh menjadi anak dengan membawa kelainan dan penyakit sejak lahir (kongenital).
Selain itu, ibu hamil juga berisiko mengalami gangguan kesehatan selama kehamilan yang bisa berujung pada kematian.
Untuk menghadapi kondisi ini, seorang ibu harus mengetahui seberapa besar dan jenis mikronutrien apa yang sebaiknya dikonsumsi.
Selanjutnya ibu bisa mengkonsumsi jenis mikronutrien tersebut sebelum hamil.
Kecukupan mikronutrien menentukan kesehatan dan kualitas hidup anak, sejak masih dalam kandungan hingga dewasa
Kebutuhan mikronutrien tersebut seperti kalsium; asam folat; zat besi; magnesium; fosfor; vitamin A; vitamin B6; vitamin C, D, dan Zinc.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR