Intisari-Online.com -Seorang paman yang bergelut dengan hiu demi mengambil kembali lengan milik keponakannya yang terputus dari ikan raksasa tersebut.
Dalam kisah yangviralpada 2001 tersebut, sang paman disebutkan sampai menyeret hiu ke pinggir pantai.
Seorang kemudian menarik pelatuk revolver yang digenggamnya agar sang paman bisa mengambil lengan keponakannya.
Lengan tersebut pada akhirnya berhasil disatukan kembali dengan pemiliknya melalui proses operasi yang berjalan selama 15 jam.
Melalui sebuah penggalangan dana, bantuan pun mengalir kepada keluarga tersebut.
Sontak, peristiwa tersebut tak hanya dianggap heroik, namun juga sangat fenomenal.
Bahkan beberapa media masa cetak saat itu memuat kabar keluarga tersebut di halaman pertama mereka.
Namun kejanggalan kemudian muncul, keluarga tersebut kemudian 'menghilang'.
Baca Juga: Hidup 420 Juta Tahun yang Lalu, Ikan Raksasa Zaman Dinosaurus Ini Masih Hidup di Madagaskar
Peristiwa heroik nan fenomenal itu sendiri dimulai pada 6 Juli 2001, ketikaJessie Arbogast, bocah pria berusia 8 tahun, sedang bermaindi laut di dekat Pensacola, Floria, AS.
Namun, tiba-tiba seekor hiu banteng sepanjang 2 meter dan memiliki bobot hampir 100 kg menyerangnya.
Serangan tersebut ternyata membuat lenganArbogast hingga terputus dan membuat pamannya,Vance Flosenzier bergerak cepat.
Dia menyeret hiu tersebut ke pantai untuk kemudian bisa kembali mengambil lengan sang keponakan.
Arbogast pun hanya bisa terbaring dia di pantai dengan kondisi nyaris tak sadarkan diri.
Dalam kondisi nyaris kehilangan darah, Arbogast akhirnya bisa 'tersambung' kembali dengan lengannya setelah menjalani operasi.
Dus, berita tersebut pun kemudian menyebar dengan sangat cepat melaui berbagai media.
Donasi pun kemudian mengalir untuk membantu keluarga tersebut, termasuk bank darah untuk membantu pemulihanArbogast.
Dalam surat elektronik yang tersebar, tertulis sebagai "Paman yang berhasil membawa hiu ke darat saat itu sedang memancing hiu."
Melihat kondisi sang keponakan, sang Paman pun disebutkan "mempertaruhkan nyawanya dan bergumul dengan sang hiu selama dua jam."
Surat elektronik yang tersebar tanpa pengirim yang jelas tersebut pun kemudian menyebut bagaiman heroiknya sang paman menarik hiu penggigit lengan keponakannya ke pantai.
Hanya saja, beberapa pihak kemudian mulai meragukan kisah heroikFlosenzier yang menyelamatkan lenganArbogast.
"Tidak berdasar," kata George H. Burgess, direktur International Shark Attack File at the Florida Museum of Natural History.
Burgess membantu menyelidiki insiden tersebut dan tidak menemukan bukti bahwa paman bocah itu telah memancing hiu di pantai, bagian dari Pantai Nasional Pulau Teluk.
Namun, ternyata sanggahan Burgess tidak menghentikan penyebaran kisah heroikFlosenzier.
"Itu memalukan," kata Burgess tentang orang yang menulis pesan itu. Baginya, perilaku manusia, dalam hal ini, membuatnya bingung.
Beberapa pihak tetap meyakini kebenaran kisah tersebut. "Sepertinya masuk akal bahwa mereka bisa saja melakukan itu," kata Eddie Stewart, yang memiliki toko telepon seluler di Gulf Breeze dan telah tinggal di pantai sepanjang hidupnya.
Sayangnya, baikArbogast maupunFlosenzier tidak pernah sudi untuk bercerita kepada siapapun.
Hanya pamanArbogast yang lain, yaituJoe Boney yang berani muncul dan menyatakan "Keluarga tahu apa yang terjadi. Ini keajaiban. Itu yang terpenting."
Tapi tetap saja,para peneliti dan orang-orang di sini di pantai teluk Florida, Alabama dan Mississippi tidak dapat mengerti adalah mengapa seseorang meluangkan waktu untuk mengarang cerita seperti itu.
Hingga akhirnya mimpi buruk pun datang, tidak ada satu pun anggota keluarga tersebut yang menampakan diri ke media. Semuanya, perlahan tapi pasti, bak hilang ditelan Bumi.
Sebuah kondisi yang membuat banyak orang semakin menaruh curiga pada kebenaran kisah mereka.
"Itu hanya salah satu legenda urban yang benar-benar jahat," tutup Burgess.