Soviet kelelahan karena perang selama beberapa dekade, jadi mereka menginginkan perdamaian dengan Barat.
Tetapi Mao Zedong, pemimpin China, menginginkan pendekatan yang lebih agresif terhadap negara-negara kapitalis yang “dekaden”.
Itulah sebabnya dia menyerang Taiwan dari tahun 1954 hingga 1955, dan sekali lagi pada tahun 1958.
AS kemudian membantu Taiwan, tetapi Soviet tidak mau terlibat. Hal ini membuat Mao marah.
Kemudian pada tahun 1959, Soviet menawarkan dukungan moral kepada pemberontak Tibet setelah pemberontakan yang terakhir gagal melawan China.
Tahun berikutnya, Mao dan Perdana Menteri Soviet Nikita Kruschev saling berteriak di Kongres Partai Komunis Rumania.
Tetap saja, mereka saling membutuhkan, jadi mereka mempertahankan aliansi mereka.
Kemudian datanglah Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
Dengan fokus dunia pada Kuba, Cina menginvasi dan menduduki provinsi Aksai-Chin di India.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR