Intisari-Online.com - Petir telah menewaskan sedikitnya 38 orang di dua negara bagian India selama 24 jam terakhir, kata para pejabat setempat, Senin (12/7).
Mayoritas kematian terjadi di negara bagian barat Rajasthan, di mana 11 orang tewas setelah disambar petir di dekat menara pengawas di Benteng Amber abad ke-12, kata polisi.
Perwira polisi senior Anand Srivastava mengatakan beberapa korban sedang mengambil foto narsis di dekat menara pengawas ketika petir menyambar Minggu malam.
Srivastava mengatakan sedikitnya sembilan orang lagi tewas dan hampir 20 lainnya terluka dalam sambaran petir terpisah ketika negara bagian itu dilanda badai petir dan hujan monsun.
Di Uttar Pradesh, 18 orang tewas tersambar petir pada hari Minggu, kata Manoj Dixit, seorang pejabat pemerintah. Sebagian besar dari mereka yang tewas adalah buruh tani yang bekerja di ladang.
Kedua pemerintah negara bagian mengumumkan kompensasi finansial untuk keluarga para korban dan mereka yang terluka.
Departemen Meteorologi India telah memperingatkan lebih banyak petir dalam dua hari ke depan. Sambaran petir biasa terjadi selama musim hujan di India, yang berlangsung dari Juni hingga September.
Lebih dari 2.900 orang tewas tersambar petir di India pada 2019, menurut angka resmi terbaru yang tersedia.
Meski begitu tahukah Anda bahwa petir terganas di dunia ada di Indonesia?
Dari hasil penelitian pada medio 2002 yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro dari Institut Teknologi Bandung, ternyata Depok memiliki petir yang paling ganas di dunia.
Bahkan rekor itu tercatat di Guinness Book of World Record.
Penelitian yang disponsori PLN Cabang Depok, pada bulan April, Mei, dan Juni 2002, dengan menggunakan teknologi lighting position and tracking system (LPATS), itu mendapati arus petir negatif berkekuatan 379,2 kA (kilo Ampere) dan petir positif mencapai 441,1 kA.
“Dengan kekuatan arus sebesar itu, petir mampu meratakan bangunan gedung yang terbuat dari beton sekalipun," kata Zoro kepada Warta Kota.
Selama ini, Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan sambaran petir cukup tinggi. Zoro menjelaskan, kondisi meteorologis Indonesia memang sangat ideal bagi terciptanya petir.
Tiga syarat pembentukan petir - udara naik, kelembapan, dan partikel bebas atau aerosol - terpenuhi dengan baik di Indonesia sebagai negara maritim.
Sebelumnya, penelitian Zoro dipusatkan di kawasan Tangkuban Perahu, Jawa Barat, dengan anggapan di daerah itu sambaran petir cukup besar.
Tak dinyana, penelitian mutakhir justru menemukan daerah Depok, khususnya wilayah selatan seperti Sawangan dan Cinere.
Menurut Zoro, Depok merupakan daerah yang dipengaruhi angin regional dan angin lokal. Yakni angin dari lembah dan angin gunung dari Bukit Barisan, serta angin lokal dari angin darat dan angin laut Kepulauan Riau dan Selat Malaka.
Gerakan angin itulah yang menyebabkan pembentukan awan petir dengan kerapatan dan sambaran petir sangat tinggi.
(*)