Intisari-online.com -Kebakaran di kilang minyak Balongan milik Pertamina terjadi pada pukul 00:45 dini hari Senin.
Setidaknya ada lima orang terluka dan 950 penduduk dievakuasi.
Sementara itu dilaporkan masih ada orang yang hilang dan tim evakuasi masih mencari mereka.
Mengutip BBC, penyebab kebakaran ini masih belum jelas.
Rekaman TV dan video yang beredar di media sosial tunjukkan api masih berkobar sampai Senin pagi dengan asap membumbung tinggi di atas kilang minyak yang terletak di Indramayu, Jawa Barat itu.
"Ada bau menyengat kuat sampai hidung saya sakit, lalu ada suara petir menggelegar," papar satu warga lokal kepada Metro TV.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah, lima orang sedang dirawat di RS Pertamina dengan luka bakar serius dan 15 lainnya dengan luka bakar ringan.
'Kecelakaan mengerikan'
Kilang minyak Balongan adalah salah satu kilang minyak terbesar Indonesia dan salah satu yang paling penting, karena mengisi stok minyak bumi ke Jakarta.
Pertanyaan yang kini bermunculan adalah bagaimana kecelakaan ini berdampak pada bisnis dan pabrik plastik dan kimia.
Pertamina sendiri telah melakukan konferensi pers menyatakan jika "pengiriman bahan bakar ke publik tidak terganggu dan masih berlanjut".
Sudah banyak yang menanyakan bagaimana kecelakaan mengerikan ini bisa terjadi.
Salah satu tokoh politik, Kurtubi yaitu pengamat energi dan Anggota Komisi VII DPR RI 2014-2019, sebutkan dalam wawancara TV jika kilang minyak Balongan yang telah beroperasi sejak 1994, masih terbilang baru dibandingkan kilang minyak yang lain.
Ia juga mendesak evaluasi jarak kilang minyak dan zona wilayah yang bisa ditinggali warga.
Berbagai teori konspirasi liar beredar di masyarakat, yang menuntut segera diadakan investigasi.
"Apakah ada sabotase atau ini murni kecelaakaan?" tanya para netizen.
Yang lainnya menanyakan apakah standar prosedur operasi sudah dilakukan.
"Jika tidak, orang yang menyebabkan ini harus diadili," tulis para warganet.
Warga dari desa terdekat telah dievakuasi ke beberapa pengungsian berbeda dengan protokol Covid-19.
Pertamina mengatakan penyebab kebakaran itu tidak diketahui, tapi dimulai selama hujan badai.
Dalam konferensi pers Senin, Pertamina mengatakan kebakaran itu tidak merusak kemampuan pemrosesan minyak bumi kilang minyak tersebut.
Operasi juga diharapkan kembali normal dalam 5 hari ke depan.
Api itu fokus pada tangki kilang, dengan disebutkan tidak ada kerusakan di pembangkit listrik pemrosesannya, papar CEO Pertamina Nicke Widyawati.
Saat ini, kilang minyak Balongan ditutup dan melakukan "kontrol aliran minyak" untuk mencegah penyebaran lebih jauh.
Kilang minyak Balongan bisa memproses 125 ribu barel minyak seharinya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini