Pelajaran Bagi Kita Semua! Lahir Sehat, Bayi Berusia 29 Hari Ini Meninggal Dunia karena Terpapar Covid-19 Usai Dikunjungi Keluarga

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi bayi terpapar Covid-19 setelah mendapat kunjungan keluarga.
Ilustrasi bayi terpapar Covid-19 setelah mendapat kunjungan keluarga.

Intisari-Online.com - Duka tengah menyelimuti seorang ibu bernama Tirsa asal Jakarta.

Belum genap sebulan menyambut kelahiran buah hatinya, kini ia sudah harus merelakannya.

Bayinya yang baru berusia 29 hari, Beverly Alezha Marlein, meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Padahal, Tirsa menceritakan, bahwa sang buah hati lahir dalam keadaan sehat.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Segera Bisa Dibeli di Klinik Kimia Farma, Tahap Awal Hanya Bisa Diperoleh di Tempat-tempat Ini

Selain itu, sebelum melahirkan, ia pun telah melakukan tes Covid-19 yang menunjukkan hasil negatif.

Namun, setelah kelahirannya, Beverly mendapatkan kunjungan dari keluarga sebagai tradisi menjenguk bayi yang baru lahir.

Dari klaster keluarga yang berkunjung itulah Bayi beverly diketahui terpapar virus corona.

Kisah Bayi Beverly ini pun mengundang simpati luas di media sosial.

Baca Juga: Ternyata Kehadiran Militer Amerika Begitu Penting di Negara Ini, Begitu Mereka Ditarik Wanita Pun Harus Membawa Senapan Saat di Jalanan Saking Berbahayanya Situasinya

Dari kunjungan keluarga itu, sebanyak 17 orang terpapar Covid-19, termasuk Beverly.

Dihubungi Kompas.com, ibunda Beverly, Tirsa, menceritakan awal terpaparnya Beverly.

Beverly lahir pada 8 Juni 2021. Dua hari kemudian, ia dijenguk oleh keluarga besarnya.

Tirsa mengungkapkan bahwa bayinya lahir dalam keadaan sehat.

Baca Juga: Salah Satunya Menjadi Pembunuh Presiden Haiti, Terkuak Sisi Kelam Tentara Kolombia, Setelah Pensiun Malah Jadi Tentara Bayaran Hingga Pembunuh Kelas Dunia

"Lahir dengan keadaan yang bagus dan sehat.

"Pokoknya enggak ada penyakit apa pun," kata Tirsa bercerita kepada Kompas.com, Minggu (11/7/2021).

Sepulang mereka ke rumah, datang keluarga berkunjung untuk menjenguk bayi Beverly.

"Akhirnya kami pulang ke rumah. Saking senangnya, ada keluarga yang mengunjungi rumah kami (di Cengkareng, Jakarta Barat)," lanjutnya.

Baca Juga: Salah Satunya Menjadi Pembunuh Presiden Haiti, Terkuak Sisi Kelam Tentara Kolombia, Setelah Pensiun Malah Jadi Tentara Bayaran Hingga Pembunuh Kelas Dunia

Bak petir di siang bolong, seminggu kemudian Tirsa mendapatkan kabar tak mengenakan.

Ada dua keluarganya yang bergejala, salah satunya suaminya.

Setelah dilakukan tes PCR, ternyata hasil keduanya positif.

"Tetapi kami enggak tahu itu virusnya dari siapa. Dari mananya enggak tahu," ujar Tirsa.

Baca Juga: Inilah Perang Puputan Margarana Bali, Ketika Isi Perjanjian Linggarjati Hanya Mengakui Jawa, Madura, dan Sumatera sebagai Republik Indonesia

Kemudian, keluarga besar di lingkungan Tirsa melakukan tes Covid-19 massal.

Di lingkungan tersebut, ada tiga rumah dari keluarga besar Tirsa yang lokasinya berdekatan.

Setelah tes massal, diketahui banyak anggota keluarga besar itu yang terpapar Covid-19, salah satunya Beverly.

"Saya, Bev, kakaknya Bev, dan beberapa anggota keluarga. Hasil positif 22 Juni 2021," ucap Tirsa.

Baca Juga: 5 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia, Amerika Serikat hingga Jepang

Setelah berkonsultasi ke dokter anak terkait terpaparnya Beverley, diputuskanlah isolasi mandiri di rumah dengan pantauan dokter.

"Isolasi mandiri karena (awalnya) tidak ada gejala. Beverly juga enggak ada gejala. Tapi dengan pantauan dokter anak," ucap Tirsa. Pada 27 Juni 2021, Beverly mulai bergejala, sehingga Tirsa berinisiatif ke dokter anak. Namun, pada saat itu tutup karena Minggu.

Beverly baru mendapat penanganan dokter pada 29 Juni 2021 dan dinyatakan terinfeksi paru-paru.

Baca Juga: Agar China Tak Lagi Mengusik Taiwan, Mantan Petinggi Taiwan Ini Serukan Amerika untuk Lakukan Hal Ini

Bayi Beverly direkomendasikan untuk ke rumah sakit dengan fasilitas NICU pada saat itu juga.

Tirsa kemudian mencari rumah sakit (RS) yang ada di Jakarta.

Tapi, hampir 10 RS yang kunjungi, Tirsa tidak juga mendapatkannya.

"Karena kondisi seperti ini ya," tutur Tirsa.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokanTeror Taiwan Berbulan-bulan,Nyatanya Xi Jinping Terancam Digulingkan dari Jabatannya, Bahkan Partai Komunis China Bisa Segera Runtuh

Malam harinya, ia mendapat telepon dari temannya yang mengabarkan salah satu RS di Tangerang bersedia menampung Beverly.

Tirsa kemudian berkomunikasi dengan dokter di RS tersebut.

"Dokter enggak ngomong ada NICU, 'ke sini aja dulu, ditangani dulu. NICU-nya kami usakan menyusul'," kata Tirsa menirukan omongan dokter. Kemudian Beverly langsung menjalani inkubasi, saturasinya saat itu di bawah 69 persen. Namun, berkat pertolongan dokter, kondisi Beverly kembali membaik.

Baca Juga: Jadi Rumah Bagi Banyak Buaya, Inilah Danau Ira Lalaro di Timor Leste, yang Juga Rumah untuk Hutan Setengah Cekung yang Spektakuler

Beverley juga mendapatkan ruang NICU pada hari itu juga.

Tirsa menuturkan, selama mendapatkan perawatan, kondisi Beverly naik-turun.

Pada 30 Juni 2021, Beverly sempat mengalami kritis karena saturasi oksigen di angka 30 persen.

Namun, pada Rabu (7/7/2021) siang, nyawa Beverley tidak tertolong lagi.

Baca Juga: Italia vs Inggris di Euro 2020, Ini Fakta dan Statistik Keduanya

"Dokter ngomong, kemungkinan jantungnya berhenti mendadak karena saking capeknya," ujar Tirsa.

Setelah meninggal, Beverly menjalani hasil tes Covid-19, yakni pada 1 dan 7 Juli 2021. Hasil tes menunjukkan negatif.

"Beverly negatif jadi bisa dimakamkan di TPU non-Covid-19," kata Tirsa.

Tirsa mengungkapkan, ia tidak menyalahkan pihak keluarga. Tetapi, ia berharap apa yang dialaminya menjadi pelajaran dan mengimbau masyarakat agar lebih protektif pada saat kondisi seperti ini.

Baca Juga: Jadi Rumah Bagi Banyak Buaya, Inilah Danau Ira Lalaro di Timor Leste, yang Juga Rumah untuk Hutan Setengah Cekung yang Spektakuler

(*)

Artikel Terkait