Intisari-Online.com -Beberapa bulan lalu, Korea Utara meminta kiriman vaksin Covid-19.
Selain itu, Korea Utara juga diperkirakan akan mendapat hampir 2 juta dosis.
Kabar itu disampaikan aliansi vaksin Gavi, yang merupakan bagian dari program Covax besutan WHO.
Ini adalah konfirmasi resmi pertama bahwa Korut meminta bantuan internasional, meski mengeklaim bebas virus corona.
Skema Covax yang dipimpin aliansi Gavi akan menyalurkan 1,99 juta dosis ke Korea Utara, menurut laporan distribusi sementara Covax saat itu.
Juru bicara Gavi kepada AFP pada Kamis (4/2/2021) mengatakan bahwa semua negara yang menerima alokasi vaksin telah mengajukan permintaan.
Alokasi yang tercantum dalam laporan itu menunjukkan perkiraan pasokan terbaru dan mempertimbangkan kesiapan negara serta persetujuan regulasi, tambahnya.
Menurut laporan tersebut, Korea Utara akan mendapat vaksin AstraZeneca-Oxford yang diproduksi Serum Institute of India.
Namun kini, ketika rencana pengiriman vaksin hendak dilakukan, Korea Utara justru menolaknya.
Korea Utara menolak rencana pengiriman Vaksin AstraZeneca yang diselenggarakan di bawah skema distribusi COVAX global.
Menurut sebuah wadah pemikir (think thank) Korea Selatan, Korea Utara khawatir dengan efek samping vaksin tersebut.
Pilihan Korea Utara mengarah pada vaksin bikinan Rusia.
Menurut laporan Institute for National Security Strategy (INSS), pihak berwenang Korea Utara menjadi khawatir dengan Vaksin AstraZeneca setelah muncul laporan kejadian pembekuan darah yang langka tapi serius di antara beberapa penerima vaksin itu.
INSS terafiliasi dengan agen mata-mata Korea Selatan.