Intisari-Online.com - Militer Amerika ditarik dari Afghanistan.
Namun di saat militer Amerika ditarik dari Afghanistan, situasi di negara itu malah tambah bahaya.
Menurut Fox News, banyak wanita Afghanistan membawa senjata di jalan-jalan.
Ternyata mereka memprotes pemberontakan Taliban yang terus mendapatkan keuntungan atas pasukan pemerintah di seluruh negeri selama penarikan pasukan AS.
Dilansir dari24h.com.vn pada Minggu (11/7/2021),Amerika Serikat (AS) terus menarik pasukannya.
Itu dilakukan mengikuti tenggat waktu yang dijanjikan untuk penarikan semua pasukan Amerika dari Afghanistan pada 11 September dan kemudian direvisi menjadi 31 Agustus oleh Presiden AS Joe Biden.
Namun, hal ini malah membuat Afghanistandalam bahaya.
Pasukan pemerintah mundur dari tujuh distrik, mengumpulkan pasukan dan sumber daya di sekitar untuk menahan ibu kota provinsi - Badakhshan.
Sementara itu, ratusan wanita turun ke jalan, banyak yang membawa senjata dan meneriakkan slogan-slogan menentang Taliban.
"Ada beberapawanita yang hanya ingin menginspirasi aparat keamanan, tapi banyak juga yang siap berperang," kata Halima Parastish, ketua Serikat Perempuan di Provinsi Ghor.
"Ini termasuk saya sendiri."
"Saya dan beberapa wanita lain memberi tahu Gubernur Ghor sekitar sebulan yang lalu bahwa kami siap bertarung," kata Parastish.
Taliban telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap hak-hakwanita di wilayah yang mereka kuasai, termasuk pendidikan, kebebasan bergerak dan berpakaian.
Wanita Afghanistan telah bergabung dengan pasukan keamanan negara itu selama dua dekade terakhir.
Termasuk pelatihan untuk menjadi pilot helikopter, meskipun mereka menghadapi diskriminasi serupa di negara lain.
Abdulzahir Faizzada, Gubernur provinsi Ghor, mengatakan kepada The Guardian bahwa beberapa wanita yang menentang Taliban mengalami kekerasan di tangan pemberontak jika tertangkap.
"Sebagian besar wanita ini adalah orang-orang yang baru saja melarikan diri dari daerah-daerah di bawah kendali Taliban," kata Faizzada.
"Mereka telah menghadapi perang di desa mereka sendiri."
"Banyak yang kehilangan putra dan saudara mereka. Akibatnya mereka sangat marah."
Gubernur Faizzada mengatakan dia secara pribadi mendukung upaya untuk melatih wanita yang tidak berpengalaman dalam penggunaan senjata, tetapi hanya jika pemerintah Kabul menyetujuinya.
Sementara itu mantan Presiden AS George W. Bushmemperingatkan pada bulan April bahwa keputusan untuk menarik pasukan dari negara itu akan menciptakan peluang bagi Taliban untuk bangkit.
Oleh karenanya, Bush berharap Presiden Biden tidak akandengan keputusannya.