Penulis
Intisari-Online.com - Benarkah vaksin Sinovac kurang efektif?
Pertanyaanmengenaivaksin Sinovac kurang efektif akhir-akhir ini sering dipertanyakan.
Apalagi ketika pemerintah Indonesia semakin gencar melakukan vaksinasi massal.
Perlu Anda tahu, ada tiga vaksin yang digunakan pemerintah Indonesia. Yaitu vaksin Sinovac,AstraZeneca, danSinopharm.
Vaksin Sinovac danAstraZeneca sudah banyak digunakan. Sementara vaksinSinopharm dari Uni Emirat Arab baru saja tiba di Indonesia.
Dilansir dariKompas.compadaMinggu (2/5/2021),Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tirmizi mengatakan 74.465.600dosis baik yang bulk maupun vaksin Covid-19 yang masuk Indonesia.
Lalu mana yang paling baik dari ketiga vaksin di atas?
1. Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac merupakan vaksin Covid-19 buatan perusahaan biteknologi asal China.
Tujuannya adalah untuk memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius, diberitakan Kompas.com, Selasa (9/3/2021).
Berdasarkan uji klinis fase 3 di Indonesia menunjukkan efikasi vaksinSinovac ini sebesar 65,3 persen.
Ada beberapa efek samping dari vaksin Sinovac.Di antaranya nyeri di sekitar bekas suntikan, gatal, dan mengantuk.
Di Indonesia,suntikan vaksin Sinovac diprioritaskan pada orang dewasa sehat berusia 18-59 tahun. Sertakelompok lanjut usia di atas 60 tahun.
Dan hingga saat ini vaksin Sinovac dianggap manjur mengatasi virus corona varian dari Inggris.
2. Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh perusahaan vaksin asal Inggris bersama ilmuwan di University of Oxford.
Beda dengan vaksin Sinovac, tujuan vaksin AstraZeneca adalah untuk menghidari kemungkinan infeksi parah terhadap manusia.
Efikasi vaksin AstraZeneca menawarkan perlindungan 64,1 persen setelah satu dosis suntikan, dan 70,4 persen setelah suntikan kedua.
Efek samping vaksin AstraZeneca, menurut catatan yang dilaporkan, sebagian besar memberi reaksi ringan hingga sedang.
Antara lain seperti nyeri, gatal atau memar pada bekas suntikan.
Selain itu, ada rasa lelah, menggigil, demam, sakit kepala, mual dan lain sebagainya.
Laluefek samping paing jarang adalah napsu makan menurun, keringat berlebih, hingga kulit gatal atau ruam kulit.
3.Sinopharm
Vaksin Sinopharm telah mendapat Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat di Indonesia pada 29 April 2021.
Vaksin ini menggunakan metode inactivated virus atau virus yang dimatikan untuk memicu respons kekebalan.
Sehingga mencegah keparahan terhadap infeksi penyakit.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan efikasi vaksin Sinopharm, dengan dua dosis suntikan, selang pemberian 21-28 hari telah menunjukkan profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik.
Efikasi vaksin Sinopharm dari hasil uji klinik di Uni Emirat Arab menunjukkan kemanjuran hingga 78 persen, pada sekitar 42.000 relawan.
Adapun efek samping vaksin Covid-19 ini di antaranya menujukkan reaksi ringan.
Seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, batuk dan lain sebagainya.