Intisari-Online.com - Vaksin Sinovac menjadi pembicaraan
Diketahui,Indonesia menjadi salah satu yang menggunakan vaksin Sinovacuntuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Hanya saja ketika virus corona varian Delta mulai menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia, lagi vaksin Sinovac menjadi pembicaraan.
Ini karena vaksin Sinovac disebut-sebut tidak ampuh melawanvirus corona varian Delta.
Oleh karenanya beberapa negara mengambil kebijakan terkaitvaksin yang dibuat oleh perusahaan China Sinovac Biotech Ltd tersebut.
Seperti yang dilakukan negara Singapura.
Dilansir dariBloomberg pada Sabtu (3/7/2021), penduduk di Singapura yang memilih vaksin Sinovac disebutkan tidak akan mendapatkanhak yang sama seperti mereka yang menerima vaksin lain.
Seperti Pfizer Inc dan Moderna Inc.
Ini karena pemerintah Singapura menduga vaksin Sinovac kurang efektif bagi warganya.
Padahal negara itu tengah berusaha membuka kembali negaranya dengan aman.
Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan menyampaikan kini dokterdiharuskan memberi tahu pasien yang menerima vaksin Sinovac bahwa mereka mungkin tidak akan diperlakukan dengan cara yang samawalau merekadivaksinasi di bawah program nasional.
Di mana orang-orang yang menerima vaksin Sinovacmasih perlu menjalani pengujianpasca divaksin.
Tujuannya guna melakukantindakan pencegahan. Kecuali jika mereka juga menerima vaksin Pfizer atau Modern.
Lebih lanjut,Kementerian Kesehatan Singapura menambahkanmereka yang mendapatvaksin Sinovac juga tidak bisa memenuhi syarat untuk langkah-langkah pelonggaran lain yang telah diisyaratkan oleh pemerintah Singapura.
Seperti dapat melakukan perjalanan tanpa menjalani karantina 14 hari saat memasuki perbatasan.
Dengan semakin banyaknya bukti bahwa vaksin Sinovac tidak hanya lebih efektif dalam mencegah penyakit serius dan kematian, pemerintah Singapura berusaha keras untuk mendukung penggunaan lebih vaksin Pfizer atau Modern.
Pada pertengahan Juni, Singapura mengizinkan dua lusin klinik swasta untuk menggunakan stokvaksin Sinovac yang ada, meskipun vaksin tersebut belum disetujui oleh regulator.
Antrean panjang langsung muncul karena orang berlomba-lomba mendapatkannya.
Hampir mirip dengan kondisi di Indonesia di mana sudah banyak warga Indonesia yang menerima vaksin Sinovac.
Tak hanya warga di atas 18 tahun, anak usia12-17 tahun juga sudah diperbolehkan menerima vaksin Sinovac.
Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjaupelaksanaan vaksinasi massal diMadrasah Aliyah Negeri (MAN) 7 Jakarta.
Di manasekitar 260 anak telah menerima vaksin Sinovac.