Penulis
Intisari-Online.com - Ketika lonjakan kasus virus corona melonjak lagi di beberapa negara, banyak negara menolak vaksin Sinovac.
Salah satu negara menolak vaksin Sinovac adalahKosta Rika.
Dilansir daricnbc.com padaRabu (16/6/2021), otoritas kesehatan Kosta Rika telah memutuskan untuk menolak pengiriman vaksin Sinovac Biotech untuk saat ini.
Ini setelah mereka mempelajari studi klinis yang tersedia dan hasilnya mengatakan vaksin Sinovac tidak cukup efektif.
Selain Kosta Rika, Italia juga menolak vaksin asal China tersebut.
Melansir darireuters.com pada Minggu (4/7/2021),Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan vaksinSinovac asal China tidak sepenuhnya berfungsi.
"Vaksin China tidak memadai. Anda dapat melihatnya dari pengalaman Chili dalam menangani epidemi," kata Draghi kepada wartawan di akhir pertemuan puncak Uni Eropa.
Diketahui Chili sangat bergantung pada vaksin yang dikembangkan oleh China itu.
Tetapi otoritas kesehatan di negara Amerika Selatan itu mempertanyakan seberapa efektif obat itu terhadap varian virus yang lebih menular dan juga mencari tahu berapa lama obat itu tetap efektif setelah disuntikkan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan April 2021 mengatakan bahwa vaksin Sinovac terbukti tingkat efektifnya sangat kecil dalam mencegah penyakit setelah menerima satu suntukan.
Dengan suntikan kedua, angkanya naik menjadi.
Lalu 85% efektif dalam mencegah rawat inap dan 80% dalam mencegah kematian.
Sementara terlepas dari rantai pasokannya yang cepat dan responsif, vaksinSinovac dianggap tidak efektif oleh Uni Eropa (UE) dan Arab Saudi.
Ketika beberapa negara melonggarkan pembatasan perjalanan Covid-19, Arab Saudi dan Uni Eropa telah melarang pelancong yang telah divaksinasi dengan vaksinSinovac masuk ke negaranya.
Di mana Arab Saudi hanya mengizinkan pelancong masuk jika menggunakan vaksinPfizer, AstraZeneca, Moderna dan Johnson & Johnson.
Sementara mereka yang menggunakan vaksin Sinovac danSinopharm dilarang masuk.
Akibatnya beberapa negara juga mulai mengurangi pemakaian vaksin Sinovac. Seperti Pakistan dan Malaysia.
Apalagi kedua negara itu sedang dilanda lonjakan kasus virus corona.
Pada Maret 2021, China telah mendistribusikan lebih dari 115 juta vaksinnya ke sekitar 60 negara.
Termasuk Indonesia, Brasil, Turki, Pakistan, dan Malaysia, yang dapat menghadapi pembatasan bepergian ke negara-negara Uni Eropa dan Arab Saudi.
China juga telah mendistribusikan jutaan vaksin Sinovac di negara-negara Afrika, sebagai bagian dari program “Diplomasi Vaksin”.