Dia juga menyelesaikan studi agama pendahuluannya dalam usahanya untuk menjadi seorang biarawati Buddhis.
Selama beberapa tahun ke depan, dia diajari oleh ayahnya semua yang terlibat dalam menjadi pemimpin masa depan klannya.
Semakin berlalunya waktu, awan tebal yang membayangi Tibet semakin berat.
Tentara China yang pongah dalam misi mereka merebut wilayah Tibet, menghancurkan setiap rintangan di jalan mereka, dan meninggalkan jejak kehancuran di belakang mereka.
Pada tahun 1956, wilayah Kham dan Amdo yang indah terhampar di kaki mereka, saat ribuan orang Tibet tewas entah karena berkelahi atau berlari.
Pasukan China menodai dan mengobrak-abrik biara, mengambil semua barang berharga yang bisa mereka temukan, lalu membakarnya.
Oleh karena itulah puluhan ribu Khampas membentuk perlawanan bersenjata sambil berlindung di pegunungan sekitarnya.
Koalisi Khampa dan Amdo bergabung dengan seluruh Tibet kemudian membentuk kelompok perlawanan Chushi Gangdruk.
Ayah Ani menyusun rencana dengan dewan perangnya, bertekad untuk melawan penjajah komunis China.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR