Intisari-online.com -Indonesia meningkatkan pasokan oksigen ke rumah sakit (RS) sebanyak tiga kali lipat di tengah kondisi Indonesia yang mulai lumpuh melawan lonjakan infeksi Covid-19.
Varian Delta kini telah mengacaukan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia, dengan lebih dari 60% kasus penyebaran Covid-19 yang ada terjadi karena varian Delta.
Melansir The Guardian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kini tiga perempat produksi oksigen nasional yang dipakai untuk industri akan disalurkan ke RS dalam dua minggu mendatang.
"Kami belajar dari India untuk memastikan pasokan terus ada," ujarnya.
Indonesia tengah menjadi perhatian dunia karena ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di negara ini.
Negara ini tengah menghadapi ledakan Covid-19 terburuk sejak dimulainya pandemi Covid-19.
Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang padat, hal ini sangatlah buruk.
RS di Jakarta dan seluruh pulau Jawa kewalahan dengan permintaan masuknya pasien ke RS.
Hal itu menyebabkan Federasi Internasional Palang Merah dan Red Crescent Societies (IFRC) memperingatkan minggu ini bahwa Indonesia di ambang bencana dahsyat.
Proyek data penduduk LaporCovid-19 dilaporkan tidak mampu lagi mencarikan ranjang bagi pasien yang sakit.
LaporCovid-19 juga mengatakan situs pemerintah yang dirancang untuk tunjukkan ketersediaan RS sudah tidak diperbarui datanya.
Tanda krisis selanjutnya adalah tabung oksigen menjadi salah satu benda langka di kota-kota besar di pulau Jawa.
Banyak keluarga dan teman-teman pasien mencoba menyelamatkan nyawa para pasien yang tidak bisa tertangani dengan baik.
Harga tabung oksigen di Jakarta sudah meningkat dua kali lipat dari sebelumnya kisaran Rp 700 ribu per tabung menjadi melonjak Rp 2 juta.
Budi mengatakan situs ketersediaan RS pemerintah, Siranap, sudah kewalahan memperbarui status karena para staf di wilayah-wilayah zona merah terlalu sibuk mengobati para pasien.
Pekerja tambahan akan dikirim ke 137 RS untuk menambah bantuan menangani sumber daya, ujarnya.
Pengobatan jarak jauh juga akan dipacu.
Tiga RS pemerintah dan juga IGD telah diubah untuk fokus merawat pasien Covid-19.
"Apa yang telah kita lihat dalam tiga minggu terakhir adalah cepatnya penularan yang meningkat secara drastis dan juga kecepatan kapan pasien sakit.
"Sangatlah cepat sampai kondisinya sangat parah jika mereka memiliki komorbid," ujar Menkes Budi.
Indonesia telah melaksanakan pengurutan genom untuk 300 kasus selama 3 minggu terakhir, ujar Budi.
Hasilnya tunjukkan jika varian Delta kini telah menjadi varian dominan di Indonesia.
Varian Delta menyumbang untuk 60% kasus, dan lebih dari 80% kasus di wilayah seperti Jakarta dan Bandung menurut Budi.
Model pemerintah sebelumnya tunjukkan kasus seharusnya memuncak di minggu pertama Juli.
Namun Budi mengatakan situasi tidak dapat diprediksi mengingat betapa cepat varian Delta menyebar.
"Sangat sulit menebak dengan benar karena ini adalah varian baru," ujarnya.
Kamis kemarin, infeksi baru mencapai hampir 25 ribu kasus, sementara 504 kematian dilaporkan.
Keduanya menjadi rekor penambahan harian.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan diadakannya pembatasan baru, PPKM Darurat untuk Jawa-Bali.
PPKM Darurat mengharuskan pegawai industri non-esensial untuk bekerja dari rumah (WFH), dan sekolah tetap dilaksanakan secara online.
Tempat perbelanjaan seperti mall, serta masjid juga akan ditutup.
Namun bepergian secara lokal masih diperbolehkan bagi orang-orang yang telah divaksinasi setidaknya satu dosis.
Budi menyangkal saran bahwa lockdown nasional dengan larangan bepergian antar provinsi diperlukan.
Ia menyebutkan kasus-kasus baru ini bersifat lebih lokal.
Pemerintah telah dikritik oleh pakar kesehatan karena terlalu lama menunda melakukan lockdown.
Tak hanya itu, pakar menyebut pemerintah gagal mencegah warga bepergian mudik selama lebaran kemarin.
Banyak pejabat pemerintah yang juga dituduh gagal menyalurkan dana dari atas untuk melakukan pengetesan menyeluruh dan sistem pelacakan kontak.
Tingkat tes di Indonesia memang terbilang sangat rendah, sampai saat ini baru melakukan 47.98 tes per 1000 warga.
Tingkat positivitas di Indonesia lebih dari 20%.
Budi selanjutnya mengatakan ia bertujuan meningkatkan kapasitas tes setidaknya 400 ribu sehari pada Agustus besok, dengan sumber daya dikerahkan di wilayah-wilayah dengan kondisi paling parah.
"Kami ingin menurunkan tingkat positivitas di bawah 10%," ujarnya.
Ia mengakui tidak mungkin pemerintah menangkap semua kasus penularan virus.
"Indonesia secara geografis sangat tersebar dan infrastruktur laboratorium tidak secanggih di negara lain. Ada porsi kasus yang tidak teridentifikasi," ujarnya.
Kampanye vaksinasi Indonesia telah mencapai lebih dari 1.4 juta dosis pada Kamis lalu.
Baca Juga: PPKM Darurat Dimulai Hari Ini, Ganjar Sepakat Sanksi Bagi Kepala Daerah yang Melanggar
Selanjutnya, Budi mengatakan pemerintah akan tegas dan ketat dalam liburan Idul Adha mendatang.
"Kami perlu memastikan bahwa kami sangat-sangat ketat di Idul Adha nanti," ujarnya.
Libur Idul Adha akan jatuh pada 19 Juli, dan PPKM akan berlangsung sampai 20 Juli.