Intisari-Online.com - Gembong narkoba terkaya di dunia, Pablo Escobar, menyerahkan diri pada tahun 1991 setelah lama menjadi buronan, kemudian meninggal dunia sekitar 2 tahun kemudian dalam peristiwa baku tembak oleh polisi.
Sebelum kematiannya, Pablo Escobar masih bisa menikmati 'hari-hari bebas' di penjara yang dibangunnya sendiri.
Ia berhasil bernegosiasi dengan pemerintah Kolombia dengan tawarannya untuk menyerahkan diri.
Pablo Escobar menghindari ekstradisi ke Amerika Serikat, hal yang paling ditakutinya.
Meski pada akhirnya, pemerintah Kolombia memutuskan untuk mengekstradisi Pablo Escobar, yang juga menjadi alasan kaburnya gembong narkoba ini dan berujung pengejaran hingga kematiannya.
Berada di penjara yang dikenal sebagai 'La Catedral', Pablo Escobar masih bisa melakukan bisnisnya.
Ia juga bisa mendatangkan ratusan tamu, yang terdiri dari pelacur, anggota keluarga, dan bahkan penjahat terpidana lainnya yang sedang dalam pelarian.
Rupanya nasib berbeda dialami rekannya dalam melakukan kejahatan, sesama pelaku bisnis narkoba Medellin, Carlos Lehder.
Melansir bbc.com (17/6/2020), Carlos Lehder adalah seorang warga negara Kolombia-Jerman yang dikenal karena menciptakan basis penyelundupan narkoba di sebuah pulau pribadi di Bahama.
Ia mendirikan kartel narkoba Medellin yang terkenal bersama Pablo Escobar.
Lehder ditangkap di Kolombia pada tahun 1987, kemudian diekstradisi ke AS dan dijatuhi hukuman seumur hidup ditambah 135 tahun penjara.
Hukuman itu berkurang setelah dia setuju untuk bekerja sama dengan pihak berwenang.
Pada tahun 2020 lalu, Lehder dibebaskan dari penjara AS setelah menjalani hukuman lebih dari 33 tahun. Ia tiba di Jerman untuk mendapat perawatan oleh badan amal di sana.
Putri Lehder, Mónica, mengatakan kepada majalah Kolombia Semana bahwa dia telah didiagnosis menderita kanker dan dia dirawat oleh badan amal Jerman karena dia tidak memiliki kerabat di negara itu.
Di masa lalu, Lehder mendirikan titik transit untuk pesawat sarat narkoba di pulau Norman's Cay, 210 mil (340km) di lepas pantai Florida, dengan bantuan pejabat lokal yang korup.
Lehder ditangkap oleh pihak berwenang Kolombia di sebuah peternakan, diduga setelah mendapat petunjuk dari Escobar, dan diekstradisi ke AS, yang kemudian memimpin kampanye melawan pengedar narkoba yang berbasis di Kolombia.
Hukumannya dikurangi setelah dia bersaksi melawan mantan pemimpin Panama Manuel Noriega, yang memiliki hubungan dekat dengan kartel Medellín dan mengizinkannya untuk mengirim kokain melalui Panama.
Lehder kemudian ditempatkan dalam program perlindungan saksi di Florida
Lehder diberi kewarganegaraan Jerman melalui ayahnya, seorang imigran ke Kolombia.
Namun, ia belum pernah ke Jerman dan tidak akan menghadapi tindakan hukum dari pihak berwenang negara itu karena dia telah menjalani hukuman penjara di AS, lapor penyiar Jerman DW.
Pengacaranya, Oscar Arroyave, mengatakan kepada Associated Press bahwa Lehder tidak tertarik untuk kembali ke Kolombia.
Sementara pihak berwenang Jerman memberikan bantuan untuk mengizinkannya bermukim kembali di Berlin.
"Sudah 17 tahun sejak terakhir kali saya melihatnya. Saya santai dan damai mengetahui bahwa dia baik-baik saja, meskipun dia sakit," kata putri Lehder kepada Semana (dalam bahasa Spanyol) saat itu.
Kemitraan Lehder dengan Escobar juga digambarkan dalam salah satu film terkenal tentang Pablo Escobar, Narcos.
(*)