Intisari-Online.com - Pada 2 Desember 1993, perjalanan Pablo Escobar sebagai sosok kontroversial gembong narkoba terkaya di dunia berakhir.
Hari itu, hanya satu hari setelah ulang tahunnya yang ke-44, ia tewas di tangan Polisi Kolombia dalam baku tembak di atap Medellin.
Pablo Escobar menemui kematian di hari itu, tapi rupanya, beberapa tahun sebelum itu, ia pernah menjadi incaran tentara pembunuh bayaran.
Sosok kontroversial yang dijuluki 'Robin Hood dari Kolombia' berkat aksi sosialnya itu, masih beruntung dan berhasil lolos dari kejaran para tentara bayaran.
Padahal, pemburuan Pablo Escobar oleh tentara bayaran, termasuk seorang mantan prajurit SAS Inggris, sudah direncanakan sedemikian rupa.
Penyebab kegagalan tentara pembunuh bayaran yang memburu Pablo Escobar mungkin tampak lucu, karena sebuah kecelakaan.
Helikopter yang membawa tentara pembunuh bayaran tersebut jatuh, bahkan menewaskan pilotnya.
Seperti apa kisah tentara pembunuh bayaran yang mengincar nyawa Pablo Escobar?
Peter McAleese, merupakan mantan prajurit SAS yang direkrut untuk misi pembunuhan gembong narkoba terkaya di dunia tersebut atas permintaan kartel narkoba Kolombia saingan kelompok Pablo Escobar pada 1989.
Saat itu, Pablo Escobar merupakan bandar narkoba terbesar di dunia, menguasai sebagian besar perdagangan narkoba global.
Melansir mirror.co.uk (3/6/2021), Peter McAleese, 79, membagikan rincian mengejutkan tentang bagaimana dia ditugaskan dengan bayaran $ 1 juta saat itu untuk melatih tim yang terdiri dari 12 orang untuk menghadapi keamanan 3.000 orang 'Raja Kokain'.
Berbicara di podcast James English, pria berusia 79 tahun itu menceritakan bagaimana dia menjadi bagian dari tim pembunuh bayaran tersebut.
McAleese mengklaim bahwa dia direkrut oleh Jorge Salcedo, dari kartel Cali, untuk melatih sebuah tim yang terdiri dari 12 orang.
"Kami terbang langsung ke Kolombia dan bertemu dengan seorang pria bernama Jorge Salcedo dan dia memberi tahu kami tentang apa yang terjadi," katanya.
"Kami pergi menemui dua pengusaha yang pada kenyataannya adalah bagian dari kartel Cali."
Tim berlatih di lapangan sepak bola tiruan dari keamanan Escobar sebelum pindah ke kamp pelatihan menembak langsung di hutan.
"Kami melakukan beberapa latihan langsung, mengenakan semua perlengkapan yang akan kami kenakan pada target, membawa senjata yang akan kami gunakan pada target, tembakan dan amunisi yang akan kami gunakan," jelas mantan tentara itu.
"Kami hanya berlatih dan berlatih dan kemudian kami melakukannya dengan benar."
Menurut McAleese, begitu mereka siap, satuan tugasnya yang beranggotakan 12 orang kemudian turun ke tim keamanan berkekuatan 3.000 orang.
"Kami masuk ke sana membawa amunisi yang cukup untuk membunuh bagian terbaik dari 3.000 orang."
McAleese mengatakan meskipun kalah jumlah, timnya memiliki keyakinan bahwa mereka akan berhasil dalam misi tersebut.
Dia mengatakan mereka mengira fakta bahwa mereka memiliki helikopter akan menguntungkan mereka, tapi apa yang terjadi justru tak sesuai dugaan mereka.
Sementara kecelakaan itu menewaskan sang pilot, McAleese sendiri berhasil selamat dari insiden itu.
Misi pembunuhan Pablo Escobar pun gagal, dan gembong narkoba itu masih menjalani kehidupannya beberapa tahun kemudian.
Baca Juga: Dilengserkan dari Kursi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu Belum Menyerah, Serukan Hal Ini
Kisah McAleese menjalankan misi pembunuhan gembong narkoba terkaya itu juga dituangkan dalam sebuah film dokumen baru tentang Pablo Escobar berjudul 'Killing Pablo Escobar'.
Mengutip dailyrecord.co.uk (16/1/2021), Film dokumenter tersebut berfokus pada McAleese yang disewa untuk membunuh Pablo Escobar.
Film dokumenter tersebut menceritakan kisah perburuan Pablo Escobar dengan kata-kata McAleese sendiri dan menampilkan cuplikan misinya yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya.
Killing Escobar, yang diproduksi oleh Two Rivers Media dan Salon Pictures yang berbasis di Glasgow, juga mengungkapkan bagaimana hidup McAleese di Glasgow, pelatihan SAS, dan pengalamannya sebagai tentara bayaran di Afrika, hingga membawanya ke misi pembunuhan gambong narkoba terkaya.
(*)