Intisari-Online.com - Ini adalah cerita yang mungkin cocok untuk film Hollywood.
Ketika sekelompok tentara bayaran kasar direkrut oleh kontraktor militer swasta untuk menjaga beberapa aset mahal di zona konflik.
Tanpa pikir panjang, mereka langsung naik pesawat.
Namun, setelah mendarat di zona perang, semua itu tidak seperti yangdibicarakan.
Para tentara bayaran itu tidak yakin apakah misi mereka benar.
Tetapi tampaknya misi mereka jauh lebih berbahaya daripada yang diberitahukan sebelumnya.
Selain itu, senjata dan perlengkapan yang mereka bahwa benar-benar di bawah standar. Ini karena perlengkapan terbaik telah disita oleh militer setempat.
Di tengah kebingungan itu, banyak tentara bayaran yang melarikan diri.
Ada yang berhasil pulang. Ada juga yang nyaris kehilangan nyawanya.
Terdengar seperti naskah film bukan?
Baca Juga: 5 Komplikasi Serius dari Penyakit Refluks Gastroesofagus, Ada Kanker Kerongkongan
Namun ini sebenarnya terjadi pada bulan September dan Oktober 2013.
Itu terjadi ketika 267 tentara bayaran Rusia yang bernama "Korps Slavonik", disewa untuk melawan pemberontak Suriah.
Bos memberi tahu mereka bahwa misi itu telah diketahui oleh Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) dan Presiden Suriah, Bashar al Assad, mempekerjakan mereka untuk melindungi ladang minyak.
Setibanya di Suriah, tentara bayaran diberi tahu bahwa majikan mereka adalah perorangan, bukan pemerintah Suriah.
Selain itu, senjata yang akan diberikan kepada mereka, termasuk tank T-72, diganti dengan tank kuno yang tidakbisa jalan dan hanya memiliki senapan mesin.
Juga, mereka segera mengetahui bahwa alih-alih menjaga ladang minyak, mereka malah diminta untuk merebutnya kembali dari para jihadis.
Alhasil misi itu berantakan selama pertempuran pertama, dan Rusia melarikan diri dari zona perang.
Namun, ketika mereka mendarat di Rusia, FSB yang mereka pikir menyetujui rencana tersebut menyangkal informasi apa pun terkait misi rahasia itu.
Bahkan bos mereka dianggap bertanggung jawab atas misi itu.
Terdengar mengerikan? Tidak juga!
Menurut Profesor Universitas New York Mark Galeotti, itu adalah cara aparat keamanan Rusia beroperasi.
Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan bahwa kontraktor militer swasta perlu menghapus semua operasi semacam itu dengan FSB.
Jadi, tidak heran jika FSB tutup mulut.
Galeotti menambahkan bahwa jangan heran jika ada informasi ditemukannya tentara bayaran di medan perang seperti Suriah.
Sebab tentara bayaran asing di Suriah bukanlah hal baru.
Para jihadis dan sukarelawan dari seluruh dunia Islam telah datang ke Suriah dalam jumlah ratusan.
Misalnya prajurit Hizbullah dan perwira Korps Pengawal Revolusi Iran telah membantuAssadmembalikkan keadaan.
Ribuan Syiah Irak telah diantar ke Suriah dengan bantuan Iran untuk membantu menopang rezim Assad.
Ada juga alasan datangnya tentara bayaran asing itu karena masalah finansial.