Intisari-Online.com - Perkenalkan, namanyaOlivier Levasseur.
Dilansir daripirateslove.fandom.com pada Rabu (3/3/2021),Olivier Levasseur lahir pada tahun 1689 di Prancis dan meninggal pada 7 Juli 1730.
Dia adalah seorang bajak laut, dijuluki La Buse atau La Bouche di masa-masa awalnya.
Julukan itu dia dapat karena kecepatan dan kekejaman yang selalu dia lakukan untuk menyerang musuh-musuhnya.
Sejarah
Lahir di Calais selama Perang Sembilan Tahun (1688–1997) dari keluarga borjuis kaya, ia menjadi perwira angkatan laut setelah menerima pendidikan yang sangat baik.
Selama Perang Suksesi Spanyol (1701–1714), dia memperoleh Letter of Marque dari raja Louis XIV.
Ketika perang berakhir dia diperintahkan untuk pulang dengan kapalnya, tetapi bergabung dengan perusahaan bajak laut Benjamin Hornigold pada tahun 1716.
Levasseeee lalu membuktikan dirinya sebagai pemimpin dan rekan sekapal yang baik.
Dia juga memiliki bekas luka di satu mata yang membatasi penglihatannya.
Pernahdiamemutuskan untuk mencoba peruntungannya di pantai Afrika Barat.
Pada 1719, dia beroperasi bersama dengan Howell Davis dan Thomas Cocklyn untuk sementara waktu.
Pada 1720, mereka menyerang pelabuhan Ouidah (pusat perdagangan budak), dan menghancurkan benteng hingga menjadi reruntuhan.
Hanya saja, tak lama setelah penyerangan itu, kapalnya karam di Selat Mozambik dan membuatnya terdampar di pulau Anjouan.
Kondisi matanya yang sudah buruk semakin buruk. Dia lalu menjadi buta total dan membuatnya mulai memakai penutup mata.
Walau begitu,Levasseur tetap melancarkan serangannya dan menjarah.
Pernah diamenjual hasil curian kepada pedagang Belanda seharga 75.000 Poundsterling (Rp1,4 miliar sesuai kurs hari ini).
Levasseur kemudian melakukan salah satu eksploitasi terbesar dalam sejarah pembajakan.
Di mana dia menemukan harta karun milik Uskup Agung Goa, juga disebut Patriark Hindia Timur, dan Raja Muda Portugal, yang kebetulan sedang berada di kapal untuk pulang ke Lisbon.
Harta karun itu terdiri dari batangan emas dan perak, lusinan kotak berisi emas Guinea, berlian, mutiara, sutra, benda seni dan religius dari Katedral Santa Catarina di Goa,.
Itu termasuk Salib Api Goa yang terbuat dari emas murni, bertatahkan berlian, rubi, dan zamrud.
Seluruh harta karun itu sangat berat. Sehingga membutuhkan 3 orang untuk membawanya ke kapal Levasseur.
Faktanya, harta karun itu bernilai sangat besar (diperkirakan 100.000.000 Poundsterling pada tahun 1968).
Ketika jarahan itu dibagi, setiap bajak laut menerima setidaknya 50.000 Poundsterling, emas Guinea, serta masing-masing 42 berlian.
Levasseur dan Taylor sendiri membagi sisa emas, perak, dan benda lainnya, dengan Levasseur mengambil salib emas.
Tapi kisah bajak lautLevasseurberakhir ketika diaditangkap di dekat Fort Dauphin, Madagaskar.
Dia kemudian dibawa ke Saint-Denis, Réunion dan digantung karena pembajakan pada 7 Juli 1730 pukul 5 sore waktu setempat.