Penulis
Intisari-Online.com - China benar-benar berulah.
Tak hanya mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, China juga mengincar Laut China Timur.
Tak tanggung-tanggung, China dilaporkan telahmelakukanpenangkapan ikan danpengerukan di perairan sekitar Kepulauan Matsu di Laut China Timur.
Seorang nelayan asal Taiwan melaporkan hal ini.
Sebab, dia curiga karena mendadak persediaan ikandi Kepulauan Matsu menurun secara signifikan.
"Ikan ini dulu berharga 100.000 dolar Taiwan setahun dan sekarang turun menjadi 10.000," ucap nelayan itu seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (3/3/20201).
"Matsu dulu disebut surga memancing tetapi sekarang semua ikannya hilang."
"Ini dulu tertutup pasir dan sekarang semuanya adalah batu."
Kejadian tu lantas membuat pemerintah Taiwan geram.
BahkanJohnny Chiang, pemimpin partai oposisi utama Taiwan Kuomintang (KMT), mengatakan bahwa dia tidak terburu-buru melakukan perjalanan ke China untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Diketahui KMT memerintah China sebelum mundur ke Taiwan pada akhir perang saudara dengan Komunis pada tahun 1949.
Hanya saja, KMT kalah dalam pemilihan presiden dan parlemen tahun lalu.
Mereka tidak mampu menghilangkan tuduhan 'antek China'dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa.
Chiang, yang terpilih sebagai pemimpin setelah kekalahan partai tersebut, mengatakan bahwa dia tidak terburu-buru untuk mengikuti jejak pendahulunya.
Seperti buru-buru mengunjungi Beijing untuk bertemu dengan Presiden Xi.
"Kita bisa menunggu waktu yang lebih baik. Tidak ada desakan untuk itu," kataJohnny Chiang.
"Ini bukan hanya pertemuan untuk kepentingan pertemuan, tapi itu harus bermakna dan penuh hormat."
"Waktunya harus tepat, tetapi yang lebih penting perlu ada prasyarat kesetaraan dan martabat, dan itu harus bermanfaat bagi Taiwan."
Chiang mengatakan mereka menjaga kontak rutin dengan Partai Komunis, tetapi tidak ada komunikasi tingkat tinggi.
Presiden Xi pernah bertemu dengan Presiden Ma Ying-jeou (mentan pemimpin KMT) di Singapura pada tahun 2015 dalam sebuah pertemuan penting.
Itu terjadi tak lama sebelum Presiden Taiwan saat ini Tsai Ing-wen memenangkanpemilu.
Pertemuan itu dibuat sebagai pertemuan antara pimpinan Partai Komunis dan KMT, bukan pertemuan antara kepala negara.
Hanya saja kepercayaanpublik telah runtuh sejak itu. Ditambah masalah-masalah antara Taipei dan Beijing.
Dia juga menghadapi perjuangan berat untuk memenangkan kembali dukungan publik pada saat tekanan China terhadap Taiwan tak henti-hentinya terjadi.
Sebab masih banyak warga yang tidak menyukai KMT.
Terakhir, Chiang berjanji bahwa dia tidak akan membuat Taiwan kalah dari China.
Sebab, dia ingin bersikap tegas dengan China danmenggambarkan China sebagai ancaman utama yang dihadapi Taiwan.
"Kami sudah terbiasa dengan gaya hidup seperti ini. Jadi, jika warga Taiwan tidak mau mengubahnya, maka kami akan mengikutinya," tutup Chiang.