Intisari-Online.com - Armada ke-7 Amerika Serikat (AS), dipimpin oleh kapal perusak USS Curtis Wilbur, melakukan transit rutin Selat Taiwan pada hari Kamis (25/2/2021) lalu.
Aksi kapal AS itu langsung mendapat respon dari miiter China.
Juru bicara militer China mengkritik kapal perusak AS untuk misi tersebut.
Mereka mengatakan bahwa aksi kapal perusak AS itu mengancam stabilitas Laut China Selatan.
Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (27/2/2021), juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan USS Curtis Wilbur dilacak oleh pasukan China saat berlayar melalui Selat Taiwan.
“Tindakan tersebut secaratersirat menciptakan faktor risiko di Selat Taiwan," katajuru bicara tersebut.
"Di mana AS dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas regional."
"Oleh karenanya, kami dengan tegas menentang hal ini."
"Sehingga pasukan di zona perang selalu siaga tinggi dan siap menanggapi semua ancaman dan provokasi."
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan mereka berniat untuk mempersatukanmereka kembali.
Melihat kritik tajam militer China, militer AS membalasnya.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS menyebutkan bahwa mereka tidak bertindak ilegal dan bersikeras bahwa transit tersebut sesuai dengan hukum internasional.
“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."
"Militer Amerika Serikat (AS) akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional."
Sebelumnya, Armada ke-7 juga melakukan latihan komputer bersama dengan Angkatan Laut Jepang.
Itu terjadi setelahChina memunculkan kembali ketakutan akan perang dengan Taiwan setelah menerbangkan satu skuadron jet tempur dan pembom di dekat Kepulauan Pratas.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengklaim telah melihat 11 jet China pada hari Sabtu lalu.
Termasuk delapan pesawat tempur, sebuah pesawat anti-kapal selam dan dua pembom H-6 berkemampuan nuklir.
Sebagai tanggapan, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali peringatan kepada China.
Mereka meminta China untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan.
Sebagai gantinya, AS meminta China untuk melakukan dialog atau diplomatik denganperwakilan Taiwan secara benar.
Peringatan keras AS itu pun langsung disampaikanPresiden AS Joe Biden kepada PresidenChina Xi Jinping dalampanggilan telepon pertama keduanya.
Bidenmengatakan kepada Beijing tentang keprihatinannya atas Taiwan.
Peringatan Biden seperti membalas peringata Xi pada awal tahun 2021 ini.
Di manaXi mengatakan kepada pasukan PLA untuk siap berperang setiap saat.