Intisari-Online.com - Siapa yang tidak mengenal Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un?
Di masa ini,Kim Jong-Un disebut-sebut sebagai salah satu diktator di dunia.
Tertutup dan jauh dari media internasional,Kim Jong-Un digadang-gadang bisa bersikap sadis.
Jangankan kepada anak buahnya, Kim Jong-Un juga tak pandang bulu membunuh anggota keluarganya sendiri.
Misalnya ketika diamenjatuhkan hukuman mati pada jenderal yang dituduh melakukan kudeta dengan melemparkannya ke dalam tangki berisi ratusan piranha.
Kabarnya, sebelum dimasukkan dalam tong berisi ikan ganas itu, lengan sang jenderal dipotong terlebih dahulu.
Memang sadis, namun jika dirunut sejarahnya, label manusia terkejam bukan hanya milik Kim Jong-Un.
TapiKim Jong-Un bukan satu-satunya diktator yang kejam.
Ada juga seorangdiktator bernama Augusto José Ramón Pinochet Ugarte atau biasa dikenal dengan Augusto Pinochet.
Mengutipbiography.com pada Rabu (3/3/2021), Pinochet lahir pada 25 November 1915 di Chile.
Pinochet lahir dari keluarga yang amat membenci segala bentuk ideologi kiri macam Komunis Sosialis.
Ketika beranjak dewasa ia masuk kemiliteran Chile dan karirnya menanjak dengan cepat.
Karir militer cemerlangnya ini lantas dimanfaatkan oleh Amerika Serikat (AS) yang ingin menggulingkan pemerintahan Komunis Chile pimpinan Presiden Salvador Allende.
AS melalui CIA lantas membuat operasi kudeta Salvador Allende dengan menyuplai berbagai macam kebutuhan militer bagi Pinochet.
Pinochet lantas membentuk sebuah grup pasukan khusus yang dijuluki Caravan of Death.
Tugas dari pasukan ini layaknya Tjakrabirawa G30S/PKI, yakni membunuhi semua lawan politik Pinochet dan sebagai inti kekuatan kudeta terhadap Presiden Salvador Allende yang baru saja mengangkatnya sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Darat Chile.
11 September 1973, Pinochet memerintahkan pasukan kematiannya ini beraksi.
Pemerintahan Allende tumbang, tercatat Caravan of Death menewaskan total 97 lawan politik Pinochet termasuk menghabisi Salvador Allende.
Dengan dukungan AS dibelakangnya, Junta Militer Chile lantas mengangkat Pinochet sebagai pemimpin baru alias diktator.
Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Pinochet menyiksa kaum kiri, sosialis, dan kritikus politik, yang mengakibatkan eksekusi terhadap sekitar 1200 hingga 3200 orang, menahan setidaknya 80.000 orang dan menyiksa puluhan ribu orang lainnya.
Salah satu anak buah Pinochet yang melaksanakan misi kudeta yakni Jenderal Joaquin Lagos menjelaskan bagaimana kekejaman diktator itu terhadap rakyatnya.
"Saya malu melihat mereka. Mereka hancur berkeping-keping."
Baca Juga: Sering Keliru, Ini Bedanya Penyakit Refluks Gastroesofagus dengan Maag
"Jadi saya ingin menyatukan mereka, setidaknya meninggalkan mereka dalam bentuk manusia."
"Ya, mata mereka dicungkil dengan pisau, rahang mereka patah, kaki mereka patah. Pada akhirnya mereka jadi korban kudeta."
"Tanpa ampun Para tahanan dibunuh sehingga mereka akan mati perlahan."
"Dengan kata lain, kadang-kadang mereka ditembak di bagian kaki, lalu organ seksual (pengebirian), lalu jantung."
"Dalam urutan itu senapan mesin ditembakkan," kata Lagos.
Selama 17 Tahun masyarakat Chile dikungkung oleh pemerintahan diktator Pinochet.
Akan tetapi pada tahun 1990, Pinochet mengundurkan diri namun dirinya masih menjabat sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Darat Chili sampai 10 Maret 1998.
Ketika melakukan kunjungan ke London pada 10 Oktober 1998, Pinochet ditangkap karena berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang telah ia lakukan.
Namun diktator kejam itu dibebaskan pada tahun 2000 dan kembali ke Chile.
Ia hanya dijatuhi hukuman tahanan rumah saja.
Pinochet meninggal pada 10 Desember 2006, padahal masih ada 300 tuduhan pelanggaran HAM terhadap dirinya yang sampai saat ini belum diproses.
Pinochet juga dijuluki 'The Untouchable' lantaran hukum tak bisa menyentuhnya.
(Sosok.ID/Seto Aji)