Intisari-Online.com - Konflik Amerika dan Iran sepertinya terus berlanjut.
Pada Senin kemarin,Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir mereka.
"Apa yang bisa saya katakan kepada Anda, Iran tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir seperti yang mereka katakan," kata Biden di Ruang Oval saat bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin.
Dan konflik Amerika dan Iran akan semakin panas karena hubungan AS dengan Israel kini sangat kuat.
"Komitmen kami tidak akan tergoyahkan," kata Presiden Biden kepadapemimpin Israel itu.
Bahkan Presiden Biden akan mengundang Perdana Menteri baru Israel Naftali Bennett di Gedung Putih segera.
Tidak hanya menunjukkan betapa dekatnya hubungan AS dan Israel, Presiden Biden juga mengatakan akan menyerang Iran.
Di mana pasukan AS akan menyerang tempat-tempat kelompok milisi yang didukung Iran di Suriah dan Irak dengan serangan udara.
Ancaman Presiden Biden benar-benar dilaksanakan.
Dilaporkan oleh Pentagon, dua target diserang di Suriah, dengan yang ketiga juga dibom di Irak.
Pentagon juga mengatakan beberapa kelompok milisi yang didukung Iran termasuk Kata'ib Hezbollah (KH) dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS) telah diserang.
Bahkan Pentagon merilis rekaman video dari kokpit serangan Senin pagi.
Jet F-15 dan F-16 Angkatan Udara AS menjatuhkan rudal berpemandu satelit seberat 500 dan 2.000 pon selama serangan di wilayah Al Qaim dekat perbatasan, dan kembali ke pangkalan tanpa insiden setelahnya.
Sedikitnya enam pejuang lagi terluka dan sasarannya termasuk gudang senjata di dekat Albu Kamal, sebuah kota Suriah yang terletak di mana perbatasan melintasi sungai Efrat, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Namun kurang dari 24 jam setelah dia meluncurkan serangan udara itu, mendadakbeberapa roket menghantam pangkalan AS di Suriah.
Wayne Morrotto, juru bicara Operation Inherent Resolve, mengkonfirmasi sebuah pangkalan diserang pada pukul 19:44 waktu setempat pada hari Senin (29/6/2021).
"Pada 19:44 waktu setempat, pasukan AS di Suriah diserang oleh beberapa roket. Tidak ada cedera dan kerusakan yang terlihat," kataWayne Morrotto.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa roket kemungkinan ditembakkan oleh milisi yang didukung Iran di daerah itu.
Tetapi asalnya belum ditentukan.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (29/6/2021), beberapa rudal dalam serangan Senin mendarat di dekat pasukan AS, menurut laporan itu.
Serangan itu terjadi di sebuah situs yang dikenal sebagai 'Desa Hijau' di dekat ladang minyak, di mana 900 tentara Amerika diyakini ditempatkan.
Selain Iran yang dicurigai menjadi pelakunya, Irak juga patut dicurigai.
Ini karena Irak termasuk negara yangmengutuk serangan udara AS terhadap kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran di perbatasan Suriah-Irak.
Sebab dalam serangan udara AS itu telah menewaskan sedikitnya tujuh pejuang dan memicu seruan untuk membalas dendam dari faksi-faksi bersenjata Irak.
Tentu saja serangan udara dan kemudian dibalas dengan serangan roket itu akan membuat konflik Amerika dan Irak semakin memanas.
Bahkan bisamemicu kekhawatiran eskalasi lebih lanjut antara Teheran dan Washington.
Khususnya terkalikesepakatan nuklir Iran.