Intisari-Online.com - Varian Delta virus corona yang pertama kali ditemukan di India, semakin banyak menginfeksi orang di Indonesia.
Baru-baru ini ditemukan 68 kasus transmisi lokal Varian Delta, antara lain 46 kasus transmisi lokal di DKI Jakarta, dan 22 di wilayah Bodetabek.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis pada Senin (28/6/2021).
"46 transmisi lokal varian Delta di DKI Jakarta, 22 transmisi lokal varian Delta di Bodetabek yang mana pemeriksaannya dilakukan di Jakarta," kata Dwi.
Data tersebut merupakan data pemeriksaan sampel varian baru atau Variant of Concern (VoC) per 28 Juni 2021.
Selan transmisi lokal, Dwi juga mengungkapkan bahwa ada 20 kasus virus corona varian Delta yang teridentifikasi dari perjalanan orang keluar negeri atau kasus impor.
Sementara kasus Varian Delta yang masih dalam proses verifikasi sebanyak 25 kasus.
Masih perlu dipastikan apakah kasus tersebut merupakan kasus transmisi lokal atau kasus impor.
Kini, total orang yang terjangkit varian Delta di Jabodetabek berjumlah 113 kasus dari 980 sampel yang diperiksa.
Sementara itu, varian Alpha (B.117) ditemukan sebanyak 12 kasus dan varian Beta (B.1.351) ditemukan tiga kasus.
Dengan fakta tersebut, Dwi mengimbau masyarakat waspada karena varian baru virus corona, khususnya Delta (B.1617.2), jauh lebih cepat menular.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada karena varian baru ini lebih cepat menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat," kata dia.
Terkait penyebaran virus corona Varian Delta di Indonesia, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut saat ini varian tersebut mulai mendominasi di Indonesia.
Menurut Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio, hal itu dilihat berdasarkan pengamatan Eijkman dari sampel virus yang telah diisolasi.
”Dari virus yang diisolasi belakangan ini, mulai kelihatan varian delta ini mulai mendominasi,” kata Amin, Senin (28/6/2021).
Meski begitu, ia belum dapat memastikan apakah lonjakan kasus positif virus corona di Indonesia memiliki kesinambungan dengan adanya varian baru jenis Delta.
Ia menjelaskan, saat ini pasien yang terpapar varian Delta di Indonesia paling banyak berada di DKI Jakarta, kemudian di Jawa Barat.
Amin menyebut sebaran varian Delta juga tersebar di beberapa wilayah Indonesia, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Banten. Dengan total kasus keseluruhan yakni 246 pasien.
Lebih lanjut, ditanya terkait mutasi virus Delta Plus di Indonesia, Amin mengatakan sementara ini belum ditemukan mutasi yang dikhawatirkan itu.
"Kalau saya amati sementara di antara delta itu belum ditemukan mutasi yang dikhawatirkan itu," ujarnya.
Untuk diketahui, Varian Delta Plus disebut sebagai mutasi Varian Delta yang telah dikhawatirkan di India.
India telah memperhatikan varian Delta Plus dengan ada kekhawatiran bahwa varian ini berpotensi lebih menular.
Menteri Kesehatan India mengatakan sejumlah penelitian menunjukkan varian yang disebut Delta plus atau dikenal sebagai AY.1, lebih mudah menyebar, lebih mudah menempel di sel paru-paru.
Serta berpotensi kebal terhadap terapi antibodi monoklonal juga infus antibotik intravena untuk menetralisir virus.
Baca Juga: Belgia vs Portugal di Euro 2020, Ini Sejarah Pertemuan Keduanya
Setidaknya 16 sampel tersebut ditemukan di Maharasthra, satu dari negara bagian yang paling terdampak pandemi Covid-19, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Kamis (24/6/2021).
Varian Delta plus juga telah ditemukan di 9 negara lainnya, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia dan China.
Namun, ahli terkemuka virologi mempertanyakan pengkategorian Delta plus sebagai "varian yang mengkhawatirkan".
Mereka mengatakan belum ada data yang membuktikan bahwa varian tersebut lebih mudah menyebar atau lebih mematikan dibandingkan varian lainnya.
(*)