Satu setengah tahun melakukan pelatihan intensif di Wales dan Skotlandia, kemudian X Troopers (julukan untuk anggota pasukan X) ditugaskan sebagai ujung tombak pasukan Sekutu yang menyerbu Eropa dan bertempur di jantung Third Reich.
Dengan memanfaatkan teknik temur dan kontra intelijen yang canggih, serta kemampuan bahasa Jerman asli mereka, mereka melakukan misi berbahaya dengan menyusup ke belakang garis musuh.
Dalam pertempuran, mereka menangkap dan segera mengiterogasi musuh, memberikan informasi berharga kepada tentara Sekutu yang maju.
Namun, X Troopers tidak pernah bertempur sebagai pasukan gabungan.
Mereka hanya diperbantukan secara individu atau kelompok-kelompok kecil ke berbagai pasukan dan divisi Sekutu.
Lebih dari setengah dari mereka terbunuh, terluka, atau hilang dalam aksi, melansir dari Times of Israel (17/6/2021).
“Tidak ada yang akan menghentikan mereka,” kata Leah Garrett, penulis buku baru tentang unit yang sangat selektif dan termotivasi ini, yang eksploitasinya sebagian besar telah hilang dari sejarah karena sifat klandestin mereka.
Buku yang diterbitkan pada 25 Mei itu dengan judul X Troop: The Secret Jewish Commandos of World War II.
Buku tersebut membawa pembaca pada setiap langkah perjalanan pria-pria ini dari remaja Eropa Tengah hingga memecahkan komando Inggris.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR