Ratu Sima dan Hukum Potong Tangan di Kerajaan Kalingga

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Asal-usul Kerajaan Kalingga (Foto: Candi Kalasan)
Asal-usul Kerajaan Kalingga (Foto: Candi Kalasan)

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di antara lembaran sejarah Jawa, terukir kisah kepemimpinan luar biasa dari seorang wanita bernama Ratu Sima.

Berkuasa di Kerajaan Kalingga pada abad ke-7, Ratu Sima membawa kerajaan ini mencapai puncak kejayaan dengan kebijaksanaan dan keadilannya yang tiada tara.

Kisah Ratu Sima dimulai dari garis keturunan bangsawan. Lahir sebagai putri Raja Wasugeni, ia dibesarkan dengan nilai-nilai kepemimpinan dan kearifan sejak kecil.

Ketika Raja Kartikeyasingha naik tahta di Kerajaan Kalingga, Ratu Sima diperistrinya dan menjadi pendamping setia sang raja.

Pada tahun 674 M, takdir mengantarkan Ratu Sima pada tampuk kepemimpinan. Raja Kartikeyasingha mangkat, meninggalkan tahta kosong. Dengan kegigihan dan kebijaksanaannya, Ratu Sima mengambil alih kepemimpinan dan menjadi Ratu Kalingga pertama.

Masa pemerintahan Ratu Sima diwarnai dengan berbagai terobosan dan kemajuan. Ia terkenal dengan kebijakannya yang adil dan tegas, tak pandang bulu.

Salah satu kebijakannya yang paling terkenal adalah hukum potong tangan bagi para pencuri.

Ketegasan ini diiringi dengan rasa keadilan yang mendalam. Konon, Ratu Sima tak segan memotong tangan puteranya sendiri karena terbukti mencuri.

Hukuman ini termaktub dalam kitab aturan hukum Kerajaan Kalingga bernama Kalingga Dharma Sastra.

Kebijakan Ratu Sima tak hanya berfokus pada penegakan hukum. Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang visioner dan berwawasan luas. Di bawah kepemimpinannya, Kalingga menjelma menjadi kerajaan maritim yang kuat dan makmur.

Pelabuhan-pelabuhan Kalingga ramai dikunjungi pedagang dari berbagai penjuru dunia, memajukan perekonomian kerajaan.

Kegigihan Ratu Sima dalam menjaga kedaulatan Kalingga juga patut diacungi jempol. Ketika Kerajaan Sriwijaya berniat menyerang Melayu, kerajaan yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Kalingga, Ratu Sima dengan tegas menolaknya.

Baca Juga: Hayam Wuruk dan Kekuasaannya Atas Majapahit Selama 39 Tahun

Ia bahkan berani menantang Sriwijaya, menunjukkan keberanian dan kegigihannya dalam melindungi rakyatnya.

Walaupun terkenal tegas dan keras, Ratu Sima juga dikenal sebagai pemimpin yang penuh kasih sayang dan perhatian kepada rakyatnya. Ia selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, memastikan mereka hidup aman, tenteram, dan sejahtera.

Kisah Ratu Sima dan Kerajaan Kalingga tak hanya terukir dalam sejarah, tetapi juga menjadi warisan berharga bagi bangsa Indonesia.

Kepemimpinannya yang adil, bijaksana, dan penuh dedikasi menjadi teladan bagi para pemimpin di masa depan. Ia menunjukkan bahwa seorang wanita pun mampu memimpin dengan gagah berani dan membawa bangsanya menuju kejayaan.

Kisah Ratu Sima juga menjadi pengingat bahwa keadilan dan kejujuran merupakan landasan utama dalam membangun bangsa yang kuat dan sejahtera.

Ketegasannya dalam menegakkan hukum dan komitmennya untuk selalu berpihak pada kebenaran menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur tersebut.

Meskipun masa pemerintahannya telah lama berakhir, semangat Ratu Sima terus hidup dan menginspirasi generasi penerus bangsa. Ia menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan penuh dedikasi mampu membawa perubahan positif dan mengantarkan bangsa menuju masa depan yang gemilang.

Ratu Sima bukan hanya pemimpin yang adil dan bijaksana, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan karismatik. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, berani, dan pantang menyerah.

Ketegasannya dalam mengambil keputusan dan keberaniannya dalam menghadapi musuh membuat ia disegani oleh kawan maupun lawan.

Di balik kepemimpinannya yang tegas, Ratu Sima juga memiliki sisi yang penyayang dan penuh kasih sayang. Ia selalu memperhatikan kebutuhan rakyatnya dan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang religius dan taat beribadah.

Keteladanan Ratu Sima dalam berbagai aspek kehidupan menjadikannya panutan bagi rakyatnya. Ia tidak hanya dihormati sebagai pemimpin, tetapi juga dicintai sebagai ibu bagi rakyatnya.

Semangatnya yang pantang menyerah dan komitmennya untuk selalu berpihak pada kebenaran menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Kisah Ratu Sima dan Kerajaan Kalingga meninggalkan warisan berharga bagi bangsa Indonesia. Kepemimpinannya yang adil, bijaksana, dan penuh dedikasi menjadi contoh ideal bagi para pemimpin di masa depan.

Ia menunjukkan bahwa seorang wanita pun mampu memimpin dengan gagah berani dan membawa bangsanya menuju kejayaan.

Baca Juga: Reog Ponorogo Tarian Pemberontak Era Majapahit yang Melegenda Hingga Masa Kini

Dampak Kepemimpinan Ratu Sima

Di bawah kepemimpinan Ratu Sima, Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaan. Berikut beberapa dampak positif dari kepemimpinannya:

Kemajuan Ekonomi: Kalingga menjadi kerajaan maritim yang kuat dan makmur. Pelabuhan-pelabuhan Kalingga ramai dikunjungi pedagang dari berbagai penjuru dunia, meningkatkan perekonomian kerajaan.

Keamanan dan Ketertiban: Hukum ditegakkan dengan tegas dan adil, sehingga terciptanya suasana yang aman dan tertib di seluruh wilayah kerajaan.

Kesejahteraan Rakyat: Ratu Sima selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ia membangun berbagai infrastruktur publik, seperti jalan, jembatan, dan irigasi. Ia juga mendorong perkembangan sektor pertanian dan perdagangan.

Ratu Sima: Simbol Kepemimpinan Perempuan yang Kuat

Ratu Sima merupakan salah satu contoh pemimpin perempuan yang kuat dan inspiratif dalam sejarah Indonesia. Ia menunjukkan bahwa perempuan pun mampu memimpin dengan gagah berani dan membawa perubahan positif bagi bangsa.

Kisah hidupnya menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan penuh dedikasi tidak mengenal gender.

Relevansi Kisah Ratu Sima di Masa Kini

Kisah Ratu Sima dan Kerajaan Kalingga masih relevan dengan masa kini. Di era modern ini, nilai-nilai kepemimpinan seperti keadilan, kebijaksanaan, dan dedikasi masih sangat dibutuhkan.

Para pemimpin di masa kini dapat belajar dari teladan Ratu Sima dalam membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.

Penutup

Ratu Sima telah lama tiada, namun kisahnya terus hidup dan menginspirasi generasi penerus bangsa. Ia akan selalu dikenang sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan penuh dedikasi.

Semangatnya yang pantang menyerah dan komitmennya untuk selalu berpihak pada kebenaran menjadi warisan berharga bagi bangsa Indonesia.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Artikel Terkait