Apa Kaitan Antara Diagram Identitas Gunung Es dengan Penumbuhan Profil Pancasila?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Berikut, alasan Pancasila dijadikan dasar negara dan relevansinya tidak hilang selama Indonesia masih berdaulat.
Ilustrasi - Berikut, alasan Pancasila dijadikan dasar negara dan relevansinya tidak hilang selama Indonesia masih berdaulat.

Intisari-online.com -Di tengah lautan pendidikan, profil Pancasila bagaikan sebuah kompas yang menuntun para pelajar menuju arah yang mulia.

Namun, menumbuhkan profil ini dalam diri setiap individu bukanlah perkara mudah.

Ibarat gunung es, banyak potensi dan nilai luhur Pancasila yang tersembunyi di bawah permukaan, menunggu untuk digali dan dikembangkan.

Memahami Analogi Gunung Es

Diagram identitas gunung es menggambarkan bahwa kepribadian manusia bagaikan sebuah gunung es. Bagian yang terlihat di permukaan, hanya sekitar 10%, mewakili aspek-aspek yang mudah diamati, seperti perilaku, tindakan, dan penampilan.

Di sisi lain, 90% yang tersembunyi di bawah permukaan melambangkan nilai-nilai inti, keyakinan, motif, dan potensi yang belum sepenuhnya terwujud.

Menyelami Kedalaman Profil Pancasila

Profil Pancasila, dengan enam elemennya yang berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa, mencerminkan potensi tersembunyi yang perlu ditumbuhkan dalam diri setiap pelajar.

Berikut adalah beberapa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan profil Pancasila:

1. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: Di bawah permukaan, keyakinan spiritual yang kuat bagaikan fondasi kokoh bagi karakter pelajar.

Guru dapat membantu menggali potensi ini melalui kegiatan keagamaan, pembinaan moral, dan penanaman nilai-nilai religius dalam pembelajaran.

2. Berkebhinekaan Global: Apresiasi terhadap keragaman budaya dan etnis tersembunyi di dalam diri setiap pelajar.

Guru dapat menumbuhkan potensi ini melalui pembelajaran kolaboratif, edukasi tentang toleransi dan inklusivitas, serta pengenalan budaya-budaya Nusantara dan dunia.

3. Bergotong Royong: Semangat gotong royong dan kepedulian sosial merupakan potensi yang perlu diasah.

Guru dapat menumbuhkannya melalui kegiatan bakti sosial, proyek kelompok yang berorientasi pada komunitas, dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan dalam keseharian sekolah.

4. Mandiri: Kemandirian dan kepemimpinan tersembunyi dalam diri setiap pelajar.

Guru dapat menumbuhkan potensi ini melalui pembelajaran yang berpusat pada murid, pemberian tanggung jawab, dan pengembangan jiwa kepemimpinan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

5. Bernalar Kritis: Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan aset penting di era global.

Guru dapat menumbuhkan potensi ini melalui pembelajaran berbasis masalah, diskusi kritis, dan proyek-proyek yang mendorong inovasi dan pemecahan masalah.

6. Kreatif: Kreativitas dan rasa ingin tahu merupakan potensi yang perlu diasah.

Guru dapat menumbuhkannya melalui pembelajaran yang berpusat pada seni dan budaya, proyek-proyek kreatif, dan penyediaan ruang bagi pelajar untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Menemukan Strategi yang Tepat

Analogi gunung es mengingatkan kita bahwa penumbuhan profil Pancasila membutuhkan strategi yang tepat.

Guru perlu menyelami "kedalaman" setiap pelajar, memahami potensi tersembunyi mereka, dan merancang pembelajaran yang memantik api karakter mulia tersebut.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

Pembelajaran Berdiferensiasi: Guru dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, gaya belajar, dan minat setiap pelajar, sehingga potensi mereka dapat berkembang secara optimal.

Penilaian Holistik: Penilaian tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga karakter, nilai-nilai, dan potensi tersembunyi setiap pelajar.

Pembelajaran Kolaboratif: Memberikan kesempatan bagi pelajar untuk bekerja sama dalam proyek-proyek yang menumbuhkan rasa gotong royong, kepemimpinan, dan kemampuan berkomunikasi.

Pembelajaran Kontekstual: Menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan permasalahan aktual, sehingga pelajar dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks yang relevan.

Penanaman Budaya Positif: Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, suportif, dan penuh penghargaan, sehingga pelajar merasa termotivasi untuk mengembangkan karakter positif.

Kesimpulan

Diagram identitas gunung es memberikan analogi yang kuat untuk memahami penumbuhan profil Pancasila. Potensi tersembunyi yang bagaikan gunung es perlu digali dan dikembangkan melalui strategi pembelajaran yang tepat.

Dengan memahami analogi ini, guru dan pendidik dapat berperan aktif dalam menumbuhkan generasi muda yang berkarakter mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila.

Artikel Terkait