Intisari-Online.com - Dunia telah menghadapi pandemi Covid-19 selama kurang lebih satu tahun sejak 2020.
Dalam kurun waktu tersebut, banyak hal berubah dalam kehidupan masyarakat dunia.
Beberapa kebiasaan sehari-hari telah berubah, dan orang-orang harus mengikutinya demi mengatasi pandemi Covid-19.
Era 'New Normal' begitulah sebutan yang kerap digunakan untuk pembiasaan masa-masa pandemi Covid-19 saat ini.
Masyarakat dibatasi dengan berbagai protokol kesehatan, seperti dilarangnya kegiatan mengumpulkan masa, menjaga jarak, work from home, dan sebagainya.
Tapi rupanya, kondisi tersebut bukanlah faktor pendorong beberapa perubahan besar dalam pandangan dan perilaku orang Australia, atau setidaknya hanya terkait secara tangensial.
Melansir abc.net.au (22/6/2021), hal tersebut sebagaimana diukur oleh Survei Nasional Australia Talks.
Dari daftar 20 perubahan terbesar dalam opini dan perilaku orang Australia, salah satunya menunjukkan bahwa Indonesia kini disejajarkan dengan Israel dan India, dalam hal apa?
Dilaporkan, periode antara 2019 dan 2021 merupakan era pergolakan politik dunia, baik yang terkait maupun tidak terkait dengan pandemi.
Pandangan Australia tentang hubungan internasional juga telah menunjukkan beberapa perubahan besar, dan yang terbesar adalah terkait dengan AS dan China.
Kepercayaan warga Australia di Amerika Serikat meningkat setelah pemilihan AS pada tahun 2020.
Yaitu pemilihan yang menunjukkan kekalahan Donald Trump dari Partai Republik dan digantikan oleh Joe Biden dari Demokrat.
Sementara itu, kepercayaan orang-orang Australia pada China menurun.
Namun, tidak jelas persisnya apa yang menyebabkan penurunan tersebut, mengingat sejumlah cerita negatif yang muncul dari China pada tahun lalu.
Termasuk tindakan keras China di Hong Kong, tarif China atas barang-barang Australia, dan tentu saja penemuan COVID-19 di kota Wuhan, China.
Melissa Conley Tyler, seorang peneliti di Institut Asia Universitas Melbourne, mengatakan bahwa perubahan sentimen terhadap AS "tidak mengejutkan", karena cenderung mengikuti popularitas presiden AS.
Dia mengatakan cara China dan AS menangani COVID-19 kemungkinan akan mengurangi kepercayaan warga Australia pada keduanya.
Selain terkait kepercayaan dengan dua negara adikuasa tersebut, ada pula peningkatan kepercayaan ditunjukkan pada negara-negara lainnya.
Di antaranya kepercayaan orang-orang Australia terhadap Israel, Indonesia, dan India.
Rupanya, Australia sejajarkan Indonesia dengan kedua negara tersebut dalam hal kepercayaanya.
"Australia sekarang lebih mempercayai Israel, Indonesia, dan India," kata laporan tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa survei tersebut dilakukan pada awal Maret, sebelum pecahnya kekerasan terbaru di wilayah Palestina, sehingga hasil tersebut tidak menangkap potensi perubahan sentimen mengenai Israel sejak saat itu.
Ms Conley Tyler mengatakan, "Senang melihat peningkatan pandangan positif terhadap Indonesia" bahkan jika mereka dari dasar yang rendah untuk memulai.
“Seringkali orang Australia tampak tersesat dalam perubahan waktu di tetangga utara Australia dan ekonominya yang berkembang pesat dan peningkatan bobot di dunia. Misalnya, Indonesia telah memimpin untuk menempa tanggapan internasional terhadap kudeta di Myanmar,” jelasnya tentang Indonesia di mata orang-orang Australia.
Sementara itu, di India, menurut nya sentimen yang meningkat mungkin berasal dari peningkatan visibilitas kerja sama Australia dan India, seperti melalui KTT Morrison Modi dan Quad, serta diaspora India-Australia yang berkembang.
(*)