Kisah David Stoliar, Satu-satunya Penumpang yang Selamat dari Kapal Pengungsi Yahudi yang Ditenggelamkan Torpedo Soviet Saat Perang Dunia II

K. Tatik Wardayati

Editor

David Stoliar, satu-satunya penumpang yang selamat dari kapal pengungsi Yahudi yang ditorpedo Soviet.
David Stoliar, satu-satunya penumpang yang selamat dari kapal pengungsi Yahudi yang ditorpedo Soviet.

Intisari-Online.com – Inilah kisah David Stoliar, satu-satunya penumpang yang selamat dari kapal pengungsi Yahudi yang ditenggelamkan torpedo Soviet saat Perang Dunia II.

David Stoliar adalah satu-satunya orang yang selamat ketika sebuah kapal pengungsi Yahudi, Struma, tenggelam saat Perang Dunia II.

Orang-orang Yahudi ketika itu melarikan diri dari Eropa dalam jumlah ribuan, beberapa naik kapal untuk membawa ke negara-negara lain yang akan menampung mereka.

Struma adalah salah satu dari kapal itu, sayangnya bernasib buruk.

Baca Juga: Heinrich Mueller, Pemimpin Gestapo yang Ditakuti, Kemungkinan Dimakamkan di Kuburan Massal Pemakaman Yahudi

Kapal itu sudah tua dan kumuh.

Dan pada pelayaran terakhir ini, kapal itu menampung ratusan pengungsi Yahudi.

Pada tahun 1942, saat keluar dari Eropa menuju Palestina, kapal itu melintasi Laut Hitam dan hancur bersama seluruh penumpangnya, kecuali satu penumpangnya.

Kapal tersebut dihantam oleh torpedo Soviet dari kapal selam Soviet Shch-213.

Baca Juga: Kisah Ruth Gruber, Jurnalis yang Bantu 1.000 Pengungsi Yahudi Selama Perang Dunia II, Meninggal di Usianya yang ke-105

Itu adalah salah satu bencana sipil terbesar di laut selama Perang Dunia II.

Hanya David yang selamat, tetapi dia hampir tidak pernah berbicara tentang pengalaman perangnya.

David meninggal di rumahnya di Bend, Oregon, pada tahun 2014, dalam usia 91 tahun.

Sebuah monumen dengan nama semua orang terbunuh dibangun di pemakaman Yahudi di Bukares.

The New York Times memuat berita kematian David untuk memastikan bahwa sejarah tentang bencana itu diingat.

David dan keluarganya berasal dari Rumania.

Dia masih remaja ketika Perang Dunia II dimulai.

Orang-orang Yahudi saat itu dikumpulkan di seluruh Eropa dan David dipaksa melakukan kerja paksa, tetapi ayahnya menabung cukup uang untuk membawanya ke kapal menuju Palestina.

Kapal itu sebenarnya sudah menjadi bangkai kapal, namun disatukan dengan kayu dan dipasangi mesin kapal.

Baca Juga: ‘Ketika Hitler Tetangga Kami’, Seorang Penulis Yahudi Tuliskan Kenangannya tentang Diktator Terkenal Itu, Apa yang Dia Ceritakan?

Di dalamnya hanya terdapat satu keran air untuk memasok air minum ke hampir 800 penumpangnya.

Tentu saja, tidak ada jaket pelampung dan hanya ada dua perahu kecil yang terpasang jika terjadi masalah.

Kapal Struma, yang digunakan pengungsi Yahudi keluar dari Eropa menuju Palestina.
Kapal Struma, yang digunakan pengungsi Yahudi keluar dari Eropa menuju Palestina.

Namun, bagi orang Yahudi, ini menawarkan masa depan yang lebih baik daripada tinggal di Eropa.

Kapal berhenti di pelabuhan Turki, tetapi pihak berwenang tidak mengizinkan penumpangnya meninggalkan kapal, dan akhirnya terpaksa kembali ke Rumania, tetapi mesinnya berhenti bekerja, dan dibiarkan hanyut di Laut Hitam.

Setelah satu malam mengambang di Laut Hitam, sebuah torpedo Soviet meledakkan kapal itu.

Pada saat itu, David sedang tidur di tempat tidurnya.

Dia merasa terlempar ke air yang membeku dan dikelilingi oleh mayat penumpang lainnya.

Penumpang lain yang selamat dari ledakan, awalnya berpegangan pada puing-puing untuk tetap mengapung, tetapi tidak ada penyelamat yang datang untuk membantu mereka.

Setelah seharian mengapung di air, hanya David dan temannya yang masih hidup, tetapi akhirnya, temannya itu juga meninggal dan meninggalkan David sendirian.

Baca Juga: Dicuri, Batu Nisan Orang Yahudi yang Terbunuh Selama Holocaust Saat Perang Dunia II Ini Digunakan untuk Bangun Pembangkit Listrik di Lithuania, Duh!

Beberapa jam kemudian, sebuah perahu Turki kecil tiba dan membawa David ke pantai.

David yakin, Turki telah menunda penyelamatan untuk memastikan tidak ada pengungsi yang selamat.

David melanjutkan hidupnya untuk berperang dengan Tentara Inggris di Afrika Utara dan kemudian untuk tentara Israel dalam perjuangannya untuk kemerdekaan setelah Perang Dunia II selesai.

Baca Juga: Apa yang Anda Dapatkan di Israel, Apakah Hanya Kekacauan? 6 Pengalaman Ini Bisa Mengubah Hidup Anda, Salah Satunya Kesehatan Jiwa dan Raga yang Baik, Kok Bisa?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait