Facebook Pun Sampai Menjilat Ludahnya Sendiri, Teori Kebocoran Laboratorium Covid-19 Kini Makin Tak Terbendung Usai Terungkapnya Sebuah Email Rahasia

Ade S

Editor

Gambar para peneliti dalam laboratorium Wuhan.
Gambar para peneliti dalam laboratorium Wuhan.

Intisari-Online.com -Setelah sempat mereda, berita mengenai asal-usul virus corona pemicu Covid-19 kembali menyeruak.

Teori yang paling menyorot perhatian, selain teori penularan dari kelelawar ke manusia, adalah tentang kebocoran di laboratorium penyakit di Wuhan, China.

Beberapa pihak menganggapnya sebagai lelucon tapi tak sedikit menganggapnya sangat penting.

Apalagi, setelah sebuah email rahasia yang disebut berasal dari dinas intelijen dibocorkan ke publik.

Baca Juga: Belum Hilang Tuduhan Jadi Tempat Asal Covid-19, Laboratorium Wuhan Ini Justru Menjadi Kandidat Penerima Penghargaan Sains dan Teknologi

Ya, baru-baru ini, teori kebocoran laboratorium kembali menjadi berita utama serta pikiran para politisi dan pejabat kesehatan.

Mengapa teori ini mendapatkan daya tarik lagi?

Kebangkitan teori kebocoran laboratorium dapat dikaitkan dengan tiga alasan utama: Joe Biden, Facebook, dan sebuah email rahasia.

Presiden AS Joe Biden baru-baru ini memang kembali meluncurkan penyelidikan baru tentang asal-usul COVID-19.

Baca Juga: China Tak Bisa Berbohong Lagi, Amerika Bocorkan Situasi Mencengangkan di Dalam Laboratorium Wuhan, Ada Kelelawar Hidup yang Digunakan untuk Hal Ini, Bagaimana Penjelasan China?

Biden yang mengaku keputusannya merujuk pada data dari Komunitas Intelijen AS, telah menyebutkan adanya dua skenario tentang asal-usul Covid-19: Kontak antara manusia dengan hewan terinfeksi dan kecelakaan di laboratorium.

Penyelidikan ini banyak dianggap sebagai sebuah respons ketidakpuasan atas hasil penyelidikan WHO yang telah diumumkan dua bulan sebelumnya.

Maklum, banyak yang menilai penyelidikan setebal 120 halaman tersebut disebut tidak memberikan jawaban pasti tentang asal-usul Covid-19.

WHO, yang tidak hanya dikritik mengenai hasil tapi juga keterlambatan penelitian, kemudian menyentil China dengan menyebut kesulitan mengakses "data mentah" sebagai salah satu pemicunya.

Laboratorium Virologi Wuhan, China
Laboratorium Virologi Wuhan, China

Di sisi lain, Facebook ternyata turun berperan dalam kembali ramainya topik mengenai asal-usul Covid-19.

Raksasa media sosial itu mengumumkan tidak akan lagi menghapus postingan dari situsnya yang mengklaim COVID-19 adalah buatan manusia.

Sebuah kebijakan yang jelas-jelas berbanding terbalik dengan keputusannya pada Februari lalu.

MenurutRichard Lachman dari Universitas Ryerson, keputusan Facebook ini jelas masuk akal karena penyelidikan memang masih berlangsung.

Baca Juga: Pantas China Tak Terima, Rupanya Laboratorium Wuhan Dituduh Lakukan Eksperimen Mengerikan Pada Kelelawar, Sampai Membuat China Berikan Klarifikasi Begini

“Seiring dengan perkembangan berita yang berubah seiring semakin banyak informasi yang datang, masuk akal jika organisasi seperti Facebook akan berubah,” kata Lachman, yang merupakan profesor di RTA School of Media, seperti dikutip dari globalnews.ca.

“Raksasa media sosial tidak diatur untuk bertindak sebagai organisasi berita. Ini berkembang karena COVID-19, berkembang karena protes publik, protes dari karyawan mereka.”

Bagi Lachman, keputusan Facebook untuk tidak menutup akses terhadap berita tentang teori Covid-19 sebagai buatan manusia menjadi tanggung jawab mereka agar para penggunanya menjadi lebih melek terhadap media.

“Apa artinya bagi Anda dan saya sebagai konsumen berita — kita harus mendapatkan berita dari lebih dari satu sumber, melakukan penyelidikan, dan menjadi konsumen berita yang lebih canggih,” kata Lachman.

Ilustrasi, penelitian Virus Corona di Laboratorium yang terdapat di Wuhan, China.
Ilustrasi, penelitian Virus Corona di Laboratorium yang terdapat di Wuhan, China.

Nah, pemicu terakhir dari kembalinya topik teori kebocoran laboratorium dalam perbincangan, khususnya secara daring, adalah sebuah email.

Semuanya berawal ketikakepala penasihat medis presiden AS Dr. Anthony Fauci baru-baru muncul kembali.

Melalui sebuah permintaan dengan dalih kebebasan informasi, beberapa media AS pada awal Juni memperoleh email ini dari akun Fauci.

Satu email, ya, hanya satu email. Tapi dampaknya benar-benar menggemparkan dunia maya.

Baca Juga: Ilmuwan China Ini Akhirnya Buka Suara, Bocorkan Fakta Sebenarnya di Balik Tuduhan Amerika Bahwa Covid-19 Bocor Dari Laboratorium Wuhan, Terkuak Ini Kebenarannya!

Dalam email tersebut, terungkap bahwa pada Januari 2020, seorang ilmuwan di California menulis kepada Fauci.

Isinya menyebutkan bahwa saat memeriksa evolusi virus corona, dirinya menemukan bahwa kelelawar memang berfungsi sebagai "reservoar".

Tetapi, seperti dijelaskan dalam email sepanjang 3.187tersebut, terdapat "bagian kecil" dari genom virus tersebut yang memiliki "fitur yang tidak biasa" yang mengisyaratkan bahwa virus tersebut merupakan hasil rekayasa.

Namun, pada awal minggu ini,sang ilmuwan kemudianmenjelaskan teorinya kepada New York Times.

Kali ini dia justru mengatakan bahwa teori tentang virus yang direkayasa adalah pengamatan awal pada awal pandemi, berdasarkan data yang terbatas pada saat itu.

Dengan kata lain, kini dirinya justru menolak teori yang diungkapkannya sendiri tersebut. Nah, Lo!

Baca Juga: Selidiki Laboratorium Wuhan, Wartawan Ini Bocorkan Penemuan Mengejutkan, Bukan Asal Usul Covid-19, Tetapi Ada Eksperimen Menggemparkan Ini

Simak video tentang laboratorium Wuhan yang misterius berikut ini:

Artikel Terkait