Advertorial
Intisari-Online.com - Krisis pangan di Korea Utara, menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak tajam.
Di Korea Utara, warga di sanamenderita kekurangan pasokan sebesar 860.000 ton.
Akibatnya harga kebutuhan pokok meroket tak masuk akal.
Misalnya saja,kopi dijualdengan harga lebih dari £70 (Rp1,4 juta) per bungkus.
Ada pula harga kentang menjadi tiga kali lipat hingga £50 (Rp1 juta) untuk beberapa teh celup.
Krisis pangan di Korea Utara sering terjadi. Namun kali ini mungkin akan seperti"Arduous March"
Diketahui"Arduous March" adalah julukan untuk bencana kelaparan yang menimpa Korea Utara pada tahun 1990-an.
Saat itu,diperkirakanmenewaskan lebih dari tiga juta warga Korea Utara.
Setali tiga uang dengan Korea Utara, negara ini juga pernah mengalami krisis yang menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak tajam.
Negara yang dimaksud adalah Venezuela.
Jika Korea Utara mengalami krisis pangan, maka pada tahun 2019 silam,Venezuela mengalami krisis ekonomi.
Hal itu lantasmenyebabkan ekonomi Venezuela runtuh.
BahkanThe New York Timesmenyebut krisis Venezuela tersebut sebagai yang terburuk di dunia yang pernah dilihat di luar perang.
Akibatnya ada banyak.
Pertama, lebih dari 3 jutawargaVenezuela telah meninggalkan negara itu sejak krisis dimulai. Bahkan mereka rela berjalan kaki demi meninggalkan negaranya.
Kedua,Venezuela tercatat merupakan negara paling korup di dunia menurutTransparency International2019.
Ketiga, terjadipenindasan dan kekurangan besar-besaran.
Seperti kekurangan obat-obatan, kekurangan persediaan medis, dankekurangan makanan.
Keempat, harga kebutuhan pokok meroket tajam.
Sebagai contohh,satu gulungan tisu toilet menghabiskan biaya 2,6 juta bolivar di Venezuela pada tahun 2018.
Para ahli memperkirakan bahwa satu gulungan tisu toilet menghabiskan biaya 2,6 juta bolivar (Rp118.314) di Venezuela pada tahun 2018.
Menurut data terakhir, per Januari 2021, tingkat inflasi Venezuela mencapai 2.556%.
Oleh karenanya,Bank sentral Venezuela memutuskan untuk mengeluarkan uang kertas dengan denominasi tertinggi 1 juta bolivar (Rp7.309).
Uang pecahan 500.000bolivar (Rp3.654) dan 200.000 bolivar (Rp1.461) juga akan diterbitkan.
Akibatnya, dengan 5 juta bolivar (Rp36.570) di Venezuela hanya cukup untuk membeli 1 kg tomat.
Atau seekor ayam harganya hampir 15 juta bolivar (Rp109.710) dan sekatong popok bayi harganya lebih dari 8 juta bolivar (Rp58.512).