Penulis
Intisari-Online.com - Ada krisis pangan di Korea Utara, tapi jangan salahkan Kim Jong-Un.
Beberapa waktu lalu,Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un mengatakan warga Korea Utara harus bersiap-siap.
Ini karena ada kemungkinan mereka akan mengalami"Arduous March".
"Arduous March" sendiri ialah sebutan untuk bencana kelaparan yang pernah terjadi di Korea Utara pada tahun 1990-an.
Dilaporkan, krisis pangan di Korea Utara saat itu menewaskan lebih dari tiga juta warga Korea Utara.
Mengapa Korea Utara mengalami krisis pangan?
TernyataKorea Utara hanya memiliki sisa persediaan dua bulan. Dannegara itu dikatakan menderita kekurangan pasokan sebesar 860.000 ton.
Hal itu disampaikan olehOrganisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
Hanya saja ada atau tanpa krisis pangan, nyatanya kehidupan Korea Utara memang tidak pernah bebas.
Di mana semua peraturan di Korea Utara harus mengikuti apa kata sang Pemimpin Tertinggi.
Termasuk soal krisis pangan.
Bahkan Kim Jong-Un pernah memerintahkan warga Korea Utara untuk makan rumput saat gagal panen.
Dilansir dariDaily Mail pada Rabu (23/6/2021), perintah itu datang dari pemerintah Korea Utara saat Korea Utaramenghadapi musim kelaparan pada tahun 2016 silam.
Dan itu disampaikanlangsung oleh editorial Rodong Sinmun, surat kabar resmi pemerintah Korea Utara.
Menurut mereka, Korea Utara sudah pernah mengalami bencana kelaparan mengerikan pada tahun 1990-an.
Itu adalah perjalanan revolusi yang panjang dan sulit
Jadi, mereka harus bersiap menghadapi akibatnya lagi di masa depan.
"Kita harus menjalani perjalanan sulit ini, selama itu pula kita harus mengunyah akar rumput lagi."
Meski akan mengalami hal mengerikan, surat kabarRodong Sinmun menyatakan warga Korea Utara tidak boleh menyalahkan pemimpin mereka, Kim Jong-Un, jika seandainya jutaan rakyat Korea Utara mati kelaparan.
"Bahkan jika kita sampai tidak sanggup lagi, kita tetap harus menunjukkan kesetiaan kepada pemimpin kita, Kim Jong-Un, hingga ajal tiba."
Pernyataan dari surat kabar itu sendiri langsung viral di media internasional.
Sebab menurut mereka itu benar-benar peraturan yang mengerikan.