Ini masih digunakan secara luas, terutama di antara orang-orang muda yang dididik sepenuhnya di bawah sistem Indonesia, di mana penggunaan bahasa Portugis atau Tetum dilarang.
Bagi banyak orang Timor-Leste yang lebih tua, bahasa Indonesia memiliki konotasi negatif dengan rezim Suharto, tetapi banyak orang muda telah menyatakan kecurigaan atau permusuhan terhadap penggunaan kembali bahasa Portugis, yang mereka lihat sebagai 'bahasa kolonial' dengan cara yang sama seperti orang Indonesia melihat bahasa Belanda.
Namun, sementara budaya dan bahasa Belanda memiliki pengaruh yang kecil terhadap budaya Indonesia, budaya Timor Timur dan Portugis menjadi saling terkait, terutama melalui perkawinan silang, seperti halnya bahasa.
Pemuda Timor Leste juga merasa dirugikan dengan penggunaan bahasa Portugis, dan menuduh para pemimpin negara itu menyukai orang-orang yang baru saja kembali dari luar negeri.
Namun, bahkan orang Timor Timur yang lebih tua yang berbicara bahasa Portugis, yang telah berada dalam perlawanan, belum menemukan pekerjaan meskipun mereka mahir dalam bahasa tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR