Penulis
Intisari-online.com -Perusahaan minyak dan gas Australia, Santos, telah memulai program pengeboran infil tahap 3C di lapangan Bayu-Undan, lepas pantai Timor Leste.
Pengeboran ini adalah hasil dari program pengeboran senilai 235 juta Dolar AS yang disetujui bulan Januari lalu.
Santos akan mengebor tiga sumur produksi dan mengembangkan cadangan gas alam dan cairan tambahan, memperpanjang umur lapangan serta produksi dari fasilitas lepas pantai dan kilang LNG Darwin.
Dikutip dari oedigital.com, sumur-sumur dan ladan minyak itu akan dibor dengan rig jack-up Noble Corporation Noble Tom Prosser dan produksi pertama diharapkan pada 3Q 2021.
“Program pengeboran infill akan menambah lebih dari 20 juta barel cadangan dan produksi setara minyak dengan biaya pasokan rendah dan yang terpenting memperpanjang umur Bayu-Undan serta pekerjaan dan investasi yang bergantung padanya,” kata Managing Director dan Chief Santos Pejabat Eksekutif Kevin Gallagher.
“Dengan lebih dari 400 orang Timor yang saat ini bekerja di kegiatan Bayu-Undan, ini akan memberikan kontribusi ekonomi yang penting bagi Timor-Leste dan membuat tenaga kerja kami baik di Timor-Leste dan Darwin bekerja lebih lama.”
Presiden Autoridade Nacional do Petroleo e Minerais (ANPM) Pemerintah Timor Leste, Florentino Soares Ferreira, mengatakan, "kampanye pengeboran fase 3C adalah tonggak sejarah lain dalam sejarah Timor Leste.
"Ini akan menandai kampanye pengeboran pertama di lapangan Bayu-Undan sebagai perairan lepas pantai Timor-Leste, menyusul ratifikasi Perjanjian Batas Maritim (MBT) antara Timor-Leste dan Australia."
Baca Juga: Sektor Minyak Sumbang 80 Persen PDB Negara Timor Leste, Sisanya Berasal dari Mana?
Santos memiliki 43,4% saham operasi di Bayu-Undan. Sisanya dipegang oleh SK E&S (25%), INPEX (11,4%), Eni (11%), JERA (6,1%), dan Tokyo Gas (3,1%).
Sebelumnya Januari lalu Santos telah mencapai Keputusan Investasi Final untuk program pengeboran Fase 3C senilai 235 juta Dolar AS.
Program ini mencakup tiga sumur produksi (dua anjungan dan satu bawah laut) dan akan mengembangkan cadangan gas alam dan cairan tambahan, memperpanjang umur lapangan serta produksi dari fasilitas lepas pantai dan kilang LNG Darwin.
Sanksi atas proyek tersebut diberikan kurang dari tujuh bulan setelah Santos menjadi operator dari Bayu-Undan Joint Venture setelah selesainya akuisisi aset ConocoPhillips di Australia utara dan Timor-Leste.
Australia seakan-akan lupa dengan perjanjian tahun 2018 yang menyatakan kepemilikan 100% Timor Leste kepada lapangan Bayu-Undan.
Selama ini mereka membaginya 90-10 dengan Australia.
Tahun 2019 lalu, Australia telah dituduh menggondol hasil minyak senilai jutaan dolar sebulan yang seharusnya menjadi milik Timor Leste.
Hal ini karena pemerintah tidak meratifikasi perjanjian perbatasan maritim tahun lalu.
Estimasi tunjukkan hasil minyak bumi yang diambil oleh Australia sejak tanda tangan kesepakatan di tahun 2019 itu senilai lebih dari yang mereka berikan ke Timor Leste dalam bentuk bantuan luar negeri, dan lebih dari total belanja kesehatan. Timor Leste dalam setahun.
Angka yang didapat Australia begitu fantastis mencapai 44 juta Dolar AS, dan bisa mencapai 76 juta Dolar AS.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini