Ada Bukti China Produksi Senjata Biologis Jelang Potensi Perang Dunia III, Pelanggran Konvensi Senjata Biologis 1984?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Ilustrasi, penelitian Virus Corona di Laboratorium yang terdapat di Wuhan, China.
Ilustrasi, penelitian Virus Corona di Laboratorium yang terdapat di Wuhan, China.

Intisari-Online.com - Kecurigaan bahwa China memproduksi senjata bilogis, salah satunya adalah Covid-19, bermula dari laporan Amerika Serikat yang mengklaim mendapatkan sejumlah dokumen.

Isi dokumen itu menunjukkan bahwa komandan Tentara Pembebasan Rakyat China meyakini perang di masa depan dapat menggunakan senjata biologis.

Dalam dokumen yang bocor itu disebutkan bahwa senjata biologis dan senjata genetik akan menjadi "senjata utama untuk kemenangan" perang.

Dokumen tersebut juga menjelaskan secara rinci kondisi sempurna untuk menggunakan senjata utama tersebut.

Baca Juga: Ketakutan Setengah Mati dengan China, Australia Rela Bakar Uang Rp3.840Triliun Demi Datangkan Senjata Militer Ini, Percaya di Masa Depan Akan Bentrok Dengan China

Pejabat Departemen Luar Negeri AS telah menyerukan bahaya terhadap China dalam beberapa laporan dan sebagiannya rahasia.

Laporan pertama dirilis pada April yang memperingatkan hubungan dekat antara militer China dengan laboratorium sipilnya.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa penelitian biologi bisa "berfungsi ganda".

Penelitian tersebut diduga dilakukan secara diam-diam selama beberapa dekade menjelang potensi Perang Dunia III.

Baca Juga: Sama-sama Keras Kepala, Bentrokan China-India Makin Berbahaya dan Berpotensi Menjadi Perang Dunia 3, Hal Ini yang Jadi Pemicunya

Kecurigaan itu muncul sebagai buntut dari pertanyaan-pertanyaan terkait kemungkinan asal-usul Covid-19 bocor dari laboratorium di Wuhan.

The Sun, Jumat (11/6/2021) melaporkan bahwa ada bukti yang menunjukkan Covid-19 mungkin telah direkayasa, namun China menyangkal tuduhan itu.

Laporan AS juga menyatakan bahwa China diyakini memiliki sejarah program senjata biologi (bioweapons) yang mengandung risin, racun botulinum dan agen penyebab anthrax, kolera, wabah dan tulaerima.

Pejabat AS masih mempertanyakan tentang apakah China mematuhi Konvensi Senjata Biologis (BWC), sebuah perjanjian pelucutan senjata yang secara efektif melarang bioweapon, yang ditandatangani oleh China pada 1984.

Baca Juga: Sempat Saling Todong Senjata Gegara Sengketa Natuna, Hubungan China-Indonesia Malah Dianggap Makin Mesra, Media Vietnam Sampai Memberitakannya Begini

Namun, di luar dari perjanjian tersebut, AS melihat China diam-diam telah mempelajari potensi senjata biologis selama beberapa dekade.

"Informasi yang tersedia menunjukkan China terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan kekhawatiran sehubungan dengan kewajibannya berdasarkan Pasal I BWC," kata laporan itu, mencatat bahwa informasi tambahan dirahasiakan.

Empat Jenis senjata biologis

Tinjauan yang mengkhawatirkan oleh para ilmuwan AS pada 2002 menunjuk beberapa situs yang diduga terlibat dalam penelitian racun dan patogen yang mematikan.

Baca Juga: Meski Indonesa Tak Pernah Usik China di Laut China Selatan, Ternyata Negeri Panda Malah Berulang Kali Senggol Indonesia di Wilayah Natuna, Rekam Jejak Ini Jadi Buktinya

Satu laboratorium di Yan'an dikhawatirkan telah mengerjakan 4 jenis senjata biologis termasuk "granat bakteri" dan "bom bakteri jenis asap". Lalu, di kota-kota termasuk Changchun, Kunming, Shenyang, dan Wuhan dikatakan terlibat dalam "penelitian dan budidaya berbagai agen perang biologis."

Laporan AS itu menyebutkan China memiliki kemampuan canggih untuk menyebarkan senjata biologis aerosol.

Ini sangat mengkhawatirkan karena penyakit aerosol adalah yang paling menular dan berpotensi menginfeksi sebagian besar orang.

Namun, fakta tegas tentang apa yang terjadi di dalam fasilitas yang dikelola negara yang dijaga ketat itu hampir tidak mungkin untuk dijabarkan.

Baca Juga: 'Bersiaplah untuk Perang', Peringatan China pada Taiwan Makin Keras, Tentara Tiongkok Bersiap untuk Patuhi Semua Perintah

(*)

Artikel Terkait