Penulis
Intisari-online.com - Pada penghujung tahun 2019, dan awal tahun 2020, Indonesia dan China semoat terlibat cekcok.
Keduanya bentrok di wilayah Natuna, di mana kapal nelayan dan kapal penjaga pantai China melanggar wilayah Indonesia di kawasan Natuna.
Namun, siapa sangka dari yang sebelumnya bersitegang hubungan itu perlahan membaik.
Bahkan media Vietnam 24h.com.vn, menyebut, "Indonesia diam-diam bergerak lebih dekat ke China."
Awalnya, ketegangan di Kepulauan Natuna mencapai titik didih ketika Jakarta mengerahkan kapal-kapal perang hingga jet tempur F-16, untuk menghadapi China.
Pada Akhirnya, China memilih mundur, meski masih melakukan pelanggaran.
Namun, sejak itu hubungan China dan Indonesia kian membaik, dan diam-diam Indonesia terus melakukan negosiasi hubungan dengan China.
Ini menjadi implikasi politik mendalam bagi AS, dan upayanya untuk bersaing dengan China di Indo-Pasifik.
Dengan 17.000 pulau yang terbentang dari Samudra Hindia hingga Samudra Pasifik, Indonesia, dengan populasi terbesar keempat di dunia.
Dipandang oleh Amerika Serikat sebagai mitra ekonomi dan keamanan yang semakin penting.
Sementara itu, China ingin meningkatkan hubungan dengan Indonesia untuk memiliki teman di wilayah yang disengketakan.
Tujuannya untuk mendapatkan akses ke sumber daya Indonesia, dan menggunakan Indonesia sebagai penyeimbang strategis bagi Australia.
Seperti kebanyakan negara Asia Tenggara, Indonesia telah menerapkan kebijakan luar negeri non-aliansi untuk menghindari kemarahan AS dan China, sekaligus dapat memanfaatkan keduanya.
Diplomasi vaksin China telah membantu mencairkan hubungannya dengan Indonesia.
Saat pandemi mulai merebak ke seluruh dunia di awal tahun 2020, Indonesia beralih ke China untuk membeli jenis-jenis alat pelindung diri yang sangat dibutuhkan.
Ketika vaksin tersedia pada akhir tahun 2020, China memasok Indonesia dengan jutaan dosis vaksin Sinovac.
Hingga Mei, 90% dari 75,9 juta dosis vaksin yang diterima Indonesia berasal dari Sinovac.
Presiden Indonesia Joko Widododisuntikkan vaksin Sinovac di siaran langsung televisi,terlihat tabung vaksin dengan nama Sinovac di atasnya untuk menunjukkan kepercayaan pada vaksin China.
China juga berencana membantu Indonesia menjadi hub regional untuk produksi dan ekspor vaksin Sinovac.
Sementara itu, Indonesia terus diuntungkan secara signifikan dari hubungan ekonomi dengan China karena Beijing tetap menjadi mitra dagang nomor satu Jakarta.
Ekspor Indonesia ke China, terutama minyak bumi, bijih besi dan minyak sawit, terus meningkat dari tahun 2019 hingga 2020.
Namun permintaan Indonesia terhadap barang-barang China turun tajam selama periode epidemi.
Ini membantu neraca perdagangan menjadi kurang condong ke China.
Masuknya kedua negara ke dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat lebih meningkatkan perdagangan bilateral.
Indonesia juga merupakan mitra penting China dalam Belt and Road initiative.
April lalu, Beijing mengumumkan penyelesaian tonggak utama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Meski proyek ini sudah beroperasi sejak 2015 dan banyak dikeluhkan lambatnya progresnya, Indonesia masih mempertimbangkan proposal lain dalam inisiatif ini, seperti proposal China untuk membiayai bendungan Lambakan di Kalimantan Timur.
Dalam panggilan telepon bulan April dengan Presiden China Xi Jinping, Jokowi dikatakan menyebut China sebagai "teman dan saudara yang baik."
Awal bulan lalu, Beijing mengumumkan akan mengirim tiga kapal perang untuk membantu Indonesia menyelamatkan kapal selam KRI Nanggala yang tenggelam.
Meskipun bangkai kapal itu ditemukan di Selat Lombok yang sensitif secara geopolitik dan disana kapal-kapal China mampu mengumpulkan data oseanografi penting selama misi penyelamatan.
Selain itu,Jakarta menerima proposal penyelamatan gratis Beijing, Washington juga menawarkan bantuan, tetapi Beijing lebih cepat.
Selanjutnya, angkatan laut China dan Indonesia melakukan sejumlah latihan bersama di perairan Jakarta.
Pada tanggal 5 Juni, China dan Indonesia meresmikan "mekanisme dialog kerja sama tingkat tinggi", yang menunjukkan bahwa Beijing dan Jakarta ingin meningkatkan hubungan bilateral mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
Utusan Presiden Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Guiyang, Provinsi Guizhou, untuk menegaskan kembali kesediaan mereka untuk bekerja sama.
Perkembangan di atas menunjukkan bahwa hubungan China-Indonesia tidak hanya pulih tetapi juga semakin berkembang.
Sampai batas tertentu, masa depan hubungan China-Indonesia tergantung pada keadaan hubungan AS-Indonesia.
Sampai baru-baru ini, pemerintahan Biden telah berbuat sedikit dengan Asia Tenggara, dengan fokus terutama pada penguatan hubungan dengan dua sekutu tradisional di Asia Timur Laut, Jepang dan Korea Selatan.
Pada 31 Mei, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengunjungi Indonesia dalam perjalanan ke tiga negara Asia Tenggara dan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga berbicara dua kali melalui telepon dengan timpalannya dari Indonesia Prabowo Subianto.
Namun AS masih membuat beberapa kesalahan, seperti kegagalan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini untuk terhubung ke konferensi online para menteri luar negeri negara-negara ASEAN karena alasan "teknis".