Intisari-Online.com -Negara yang pernah menduduki Timor Leste meninggalkan banyak warisan ketika mereka pergi dair negara itu.
Salah satunya adalahterowongan di kotaVenilale berikut.
Venilale adalah kota yang sepi di pedalaman Timor Leste dan dikenal dengan cuacanya yang sejuk.
Di masa kolonial, kota ini adalah tujuan utama bagi pemukim Portugis yang ingin melarikan diri dari panas.
Di pinggiran Venilale terdapat sekumpulan terowongan yang menyimpan sejarah Perang Dunia II, sejak Timor bagian timur dikuasai Portugal, dan bagian barat dikuasai Belanda, seperti melansiratlasobscura.com.
Pada tahun 1942, Australia mengerahkan pasukan di pulau itu sebagai tanggapan atas serangan terhadap Pearl Harbor.
Ini dirancang sebagai langkah pencegahan.
Mereka tidak benar-benar mengharapkan Jepang untuk melancarkan serangan penuh ke Timor.
Tetapi Timor Lorosae sangat rentan, karena Portugis mengandalkan deklarasi netralitas mereka sebagai pencegah terhadap Jepang.
Ketika Jepang menyerang,mereka melakukannya dengan intensitas dan jumlah pasukan yang tidak terduga.
Pasukan Australia dan Belanda yang berhasil bertahan terpaksa mundur ke pedalaman Timor Timur yang keras dan bergunung-gunung untuk bergabung dengan kontingen Australia yang membangkang.
Orang Timor bergabung dengan para pejuang atau mendukung mereka dengan cara lain.
Dari sini, perang gerilya dilancarkan melawan pendudukan Jepang.
Selama enam bulan yang dibutuhkan Jepang untuk menguasai pulau itu, pasukan Jepang harus menjelajah semakin jauh ke pedalaman.
Dan Venilale menjadi benteng pertahanan Jepang.
Pada saat inilah satu set terowongan digali untuk digunakan sebagai tempat perlindungan.
Tahun 1974, Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (biasa disebut FRETILIN) didirikan.
Timor Timur masih wilayah Portugis, dan FRETILIN adalah gerakan pro-kemerdekaan.
Anggota FRETILIN adalah pejuang kemerdekaan yang mengadopsi pendekatan perang gerilya untuk memperoleh kemerdekaan bagi Timor Timur.
Pada tahun 1975, segera setelah Timor Timur memperoleh kemerdekaan dari Portugis, pasukan Indonesia menyerbu.
Dalam perjuangan mereka melawan pasukan Indonesia, para pejuang FRETILIN juga menggunakan terowongan Venilale sebagai tempat persembunyian.
Terowongan yang dulunya merupakan pengingat pendudukan yang panjang dan berdarah ini menjadi alat bagi pencapaian kemerdekaan negara.