Intisari-online.com - Semenjak kematian kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Papua oleh KKB Papua, TNI bersama Polri dengan tangan dingin terus memburu kelompok pemberontak tersebut.
Perburuan dan penangkapan ini tidak mudah, karena KKB terpecah-pecah dan menguasai beberapa kabupaten penting di Papua Barat.
Beberapa nama pemimpinnya pun sampai terkenal seperti Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya.
Namun ada nama lain yang ternyata lebih ganas dari keduanya.
Ia terkenal karena berani memasuki kawasan pertambangan Freeport di Tembagapura.
Ia juga menjadi pelaku penembakan warga negara asing (WNA) Selandia Baru, Graeme Thomas Wall yang terjadi pada Maret 2020 lalu.
Ialah Tandi Kogoya, yang sempat menjadi sosok baru dalam KKB Papua.
Dalam kasus penembakan WNA tersebut polisi yakin Tandi Kogoya sudah mengintai korbannya sejak sampai di tempat yang ia kuasai.
Polisi mengatakan ia memang selalu ada dalam setiap kesempatan penyerangan.
Dari catatan kriminalnya yang ada di polisi, tindakannya sudah cukup mengerikan.
Tahun 2017 lalu ia melakukan tindakan kriminal berangkai termasuk penyanderaan warga sipil dan penembakan di Tembagapura.
Tandi Kogoya juga sudah pernah tertangkap oleh pihak berwajib setelah ia melakukan penembakan di Mile 69 PT Freeport Indonesia.
Ia ditangkap oleh Satgas Khusus pada 15 April 2018 di Nabire, dan divonis 1 tahun 6 bulan setelah jalani sidang di Pengadilan Negeri Kota Timika.
Setelah mendekam di penjara selama 1 tahun 6 bulan tersebut lalu keluar, ia malah menjabat sebagai Komandan Batalyon Komando Gabungan Pertahanan (Kogab) 8 Kemabu, Intan Jaya.
Kapolda menyatakan ia berada di bawah pimpinan Sabinus Waker di struktur Komando Nasional TPN-PB/
Kemudian tahun 2019 tepatnya 25 Oktober 2019 ia menembak mati dua tukang ojek di Sugapa, tepat di jalan masuk menuju kampung Pugsiga, Distrik Hitadipa, Intan Jaya.
17 Desember 2019 Tandi bersama kelompoknya menembaki pasukan TNI di Sugapa.
Saat itu dua prajurit gugur yaitu Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Susendo.
Dua hari berikutnya Tandi menembaki Kampung Ugimba dan Kampung Gamagai, merenggut nyawa Serda Romadon sedangkan tiga prajurit TNI lainnya luka tembak.
Berlanjut tiga hari berikutnya Tandi melakukan penembakan di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, melukai Serda Afriandi.
Kemudian 14 Februari 2020 Tandi pergi dari Ugimba bergabung dengan rombongan gabungan KKB Papua dipimpin Lekagak Telenggen menuju Tembagapura, Mimika.
Mereka melakukan penembakan di Tembagapura, termasuk menyerang kendaraan patroli Polsek Tembagapura, guna mengganggu operasional PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
"Mereka menganggap sangatlah penting untuk menganggu perusahaan itu agar mendapat perhatian dari LSM-LSM internasional," kata Kapolda.
Tandi lalu bergabung dengan rombongan Kali Kopi yang dipimpin Joni Botak dan Henky Wamang dari Tembagapura menuju Kuala Kencana.
Tujuan mereka adalah menyerang kantor Freeport di Kuala Kencana, yang menewaskan WN Selandia Baru Graeme Thomas Weal.
Insiden itu juga melukai Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (57).
Meskipun pengejarannya sulit, Tandi tewas bersama Manu Kogoya pada 9 April 2020 dalam kontak senjata dengan Satgas TNI-Polri di Jalan Trans Nabire, Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika.
Keluarga sampai berterima kasih karena jasad Tandi bisa dibawa kembali untuk dimakamkan.
"Biasanya, mereka yang tergabung dengan KKB jenazahnya ditinggal begitu saja," ujar Kapolda.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini