Penulis
Intisari-Online.com - Kelompok separatis bersenjata muncul sebagai sebuah upaya untuk melepaskan diri dari suatu negara atau merdeka dengan berbagai motif.
Salah satu motif yang paling umum adalah kekecewaan terhadap situasi atau perasaan tidak adil, tak jarang pula ada pihak asing yang menginginkan kawasan tertentu dicaplok, maupun kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan.
Di Indonesia sendiri, gerakan separatisme di Papua terbilang cukup banyak, seperti yang telah umum diketahui adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Di kawasan Asia Tenggara pun, kelompok separatis bersenjata terbilang cukup beragam.
Berikut ini adalahkelompok separatis bersenjata diAsia Tenggara:
1. Organisasi Papua Merdeka
OPM merupakan satu-satunya kelompok bersenjata yang masih aktif di Indonesia.
Kelompok ini pertama kali dibentuk pada tahun 1963 oleh bekas personil PVK (sebuah korps paramiliter bentukan Belanda) yang menolah untuk mengakui integrasi Papua dan Papua Barat ke dalam wilayah Indonesia.
Mereka pun kemudian mengangkat senjata melawan tentara dan kepolisian Indonesia.
Sejak dimulainya konflik sampai hari ini, diperkirakan ribuan orang telah kehilangan nyawa.
2. Barisan Revolusi Nasional
BRN merupakan kelompok utama dalam konflik separatis di wilayah Pattani, Thailand Selatan.
Kelompok ini didirikan pada tahun 1963 oleh Haji Karim Abdul Hassan dan orang-orang Melayu Muslim yang menganggap Thailand telah menjajah tanah mereka sejak runtuhnya Kesultanan Pattani.
BRN bersama kelompok separatis Melayu Pattani lainnya melalui sayap militer mereka aktif memerangi aparat bersenjata Thailand, bahkan hingga menyasar daerah-daerah di luar Thailand Selatan.
Beberapa aksi dari kelompok separatis Pattani yang paling terkenal antara lain penyerangan terhadap keluarga kerajaan Thailand tahun 1977 dan juga Pengeboman Bangkok tahun 2006.
3. Arakan Rohingya Salvation Army
Kelompok ini merupakan kelompok separatis yang aktif dalam konflik di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Kelompok separatis Rohingya sebenarnya telah ada sejak puluhan tahun lalu akibat dari konflik vertikal antara etnis Rohingya dengan pemerintah Myanmar.
Konflik sempat reda di tahun 2001.
Naun, di tahu 2013 setelah terjadi kerusuhan sektarian antara dua agama di negara bagian Rakhine, kelompok ini aktif kembali dengan nama ARSA.
4. Shan State Army
SSA adalah kelompok separatis etnis Shan yang didirikan pada tahun 1964 sebagai wadah untuk memperjuangkan kemerdekaan wilayah etnis Shan dari pemerintah Myanmar.
Wilayah milik etnis Shan dikenal sebagai salah satu tempat penghasil opium ilegal terbesar di dunia, sehingga SSA tidak hanya harus menghadapi aparat keamanan Myanmar, melainkan juga kelompok kartel, penyelundupan, bahkan para bekas perwira Koumintang yang menjadi petani opium setelah berakhirnya Perang Saudara Tiongkok.
5. Kachin Independence Army
Kelompok ini merupakan kelompok bersenjata etnis Kachin yang aktif di daerah Perbukitan Kachin di sebelah utara Myanmar.
Semenjak Ne Win mengadakan kudeta tahun 1962, banyak anggota militer etnis Kachin di tubuh angkatan bersenjata Myanmar mulai melakukan desersi.
Mereka lalu bergabung dalam Kachin Independence Army atau KIA sebagai sayap militer utama dari kelompok separatisme etnis Kachin.
Konflik besar dengan tentara Myanmar meletus sampai tahun 1994, kemudian berlanjut di tahun 2011 sampai hari ini.
Selain harusberhadapan dengan militer pemerintah, KIA juga harus berhadapan dengan pemberontak Partai Komunis Myanmar dan New Democratic Army Kachin.