Intisari-Online.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan pembakaran sejumlah fasilitas Bandara Aminggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (3/6/2021) menjelang malam hari.
Bukan hanya itu, KKB juga menembaki aparat.
Kontak senjata terjadi selama satu jam.
Aparat keamanan sempat mengalami kesulitan mendekati tempat kejadian.
Sebab, di sekitar bandara merupakan kawasan perbukitan yang masih dipenuhi pepohonan.
Tim gabungan pun memutuskan menghentikan sementara kontak senjata pada Kamis malam.
Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri menyebut, telah memberikan instruksi supaya personel keamanan di daerah rawan tidak gegabah.
Salah satu kendala aparat keamanan dalam menghadapi KKB adalah kondisi geografis.
KKB yang merupakan masyarakat setempat lebih menguasai medan sehingga sulit untuk dikejar.
Fakhiri menjelaskan, bila aparat ceroboh dan memaksakan diri untuk mengejar pada saat situasi tak memungkinkan, justru akan menguntungkan KKB.
"Kalau ceroboh justru kita jadi penyumbang senjata dan amunisi buat mereka," kata dia.
Meski demikian, Kapolda menegaskan, tidak akan mundur menghadapi serangan KKB.
"Pagi ini aparat gabungan akan ke bandara dan diperkirakan KKB masih ada di sekitar bandara sehingga tidak menutup kemungkinan akan kembali ke terjadi kontak senjata, kami tidak akan mundur," ujar Fakhiri melalui pesan singkat, Jumat (4/6/2021).
Kenapa KKB Papua seulit diberantas?
1. Adanya "perlindungan" tokoh lokal
Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaska bahwa masih adanya "perlindungan" yang diberikan oknum tokoh-tokoh lokal setempat kepada anggota KKB Papua.
Anggota KKB diberikan tempat berlindung di wilayah-wilayah adat sehingga hal itu memberikan perlindungan ketika mereka tengah dikejar oleh aparat keamanan.
"Ada beberapa oknum tokoh-tokoh kan yang sudah tertangkap, misalnya kemarin ada satu oknum pendeta ternyata menyuplai senjata untuk KKB," ujar Ridlwan.
"Jadi ini problem juga, karena di sana masih ada oknum tokoh masyarakat adat yang masih melindungi orang-orang KKB itu, jadi makin susah untuk dikejar," imbuhnya.
2. Taktikal geografis
Pengamat intelijen Ridlwan Habib menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.
Salah satunya dikarenakan adanya faktor taktikal geografis yang lebih sulit dan menantang ketimbang faktor KKB itu sendiri.
"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana, itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan Polri yang mengejar," kata Ridlwan padaKompas.com, Rabu (28/4/2021).
3. Satgas untuk pelibatan semua unsur
Ketiga, Ketiga, salah satu alasankenapa KKBPapua seulit diberantas adalah faktorkoordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB.
Menurut Ridlwan, ada banyak tim atau unsur yang dilibatkan dalam memberantas kelompok tersebut, seperti TNI, Polri, BIN, dan satuan tugas lokal dari Kodam setempat.
"Nah ini koordinasinya saya kira memang perlu dilingkupi dalam satu wadah yang khusus, misalnya dulu kita ingat waktu operasi melawan Santoso. Waktu itu payungnya satu, yakni namanya Satgas Tinombala, jadi semua unsur itu ya cuma satu payung itu," jelas Ridlwan.
(*)