Intisari-Online.com - Pada Agustus 1945, disepakati isi perjanjian Postdam oleh tokoh-tokoh dari pemenang Perang Dunia 2.
Konferensi yang akhirnya menyepakati Perjanjian Postdam ini diselenggarakan di Cecilienhof, rumah Putra Mahkota Wilhelm di Potsdam, Jerman yang diduduki.
Itu dimulai sejak 17 Juli hingga 2 Agustus 1945.
Tokoh-tokoh dari negara pemenang Perang Dunia 2 berkumpul untuk memutuskan bagaimana mengelola Jerman Nazi yang dikalahkan.
Baca Juga: Dampak Isi Perjanjian Versailles, Paksa Jerman Kehilangan Sebagian Wilayahnya
Saat itu, Jerman telah setuju untuk menyerah tanpa syarat sembilan minggu sebelumnya yaitu pada tanggal 8 Mei.
Pertemuan yang menghasilkan Perjanjian Postdam tersebut, di antaranya bertujuan untuk membahas pembentukan tatanan pasca perang, masalah perjanjian damai, dan melawan efek perang.
Tujuan tersebut tentunya mempertimbangkan kepentingan mereka sendiri.
Sementara dalam sebuah wawancara dengan radio AS, Presiden Harry Truman, salah satu tokoh negara yang menyepakati isi perjanjian Postdam, juga mengungkapkan tujuan penting perjanjian ini.
Mengutip dw.com, Presiden AS, Truman, mengatakan Potsdam telah memberikan kesepakatan untuk menghancurkan Nazisme dan industri perang serta Staf Umum dan tradisi militernya.
Katanya, tujuan penting dari reparasi adalah untuk memastikan Jerman tidak memiliki apa pun yang dapat membantunya mempersiapkan perang baru.
The Big Three(Tiga Besar), demikian sebutan para pemimpin, memulai negosiasi mereka pada pukul lima sore di aula resepsi Cecilienhof yang berpanel kayu.
Selain Presiden Truman, dua tokoh lainnya yang menentukan kesepakatan ini, yaitu Sekretaris Jenderal Partai Komunis Joseph Stalin, serta Perdana Menteri Inggris Winston Churchill (yang kemudian digantikan Clement Attlee).
Clement Attlee merupakan pemimpin Partai Buruh yang memenangkan pemilu pertama pascaperang di negara Inggris.
Dalam pertemuan itu, Churchill tampaknya membingungkan rekan-rekannya di awal pembicaraan, dengan menanyakan bagaimana Jerman pascaperang harus ditafsirkan.
Mengacu pada wilayah politik dan geografis Jerman, dia mengatakan itu bukan hanya tentang memastikan negara itu tidak lebih besar dari sebelum invasi Hitler ke Polandia.
Tetapi juga tentang ukuran zona pendudukan sekutu masing-masing dan pengaruh mereka di jantung negara Eropa Barat.
Dikatakan, transkrip Amerika dan teks Rusia dari Konferensi Potsdam menunjukkan bahwa Truman awalnya tidak mau, atau tidak bisa menjawab pertanyaan Churchill tentang interpretasi baru Jerman, kemudian meminta pandangan Stalin.
Stalin menjawab bahwa Jerman adalah apa yang telah dibuat oleh perang.
"Tidak ada Jerman lain. Austria, misalnya, tidak lagi menjadi bagian dari Jerman," katanya.
Truman menyarankan untuk kembali ke perbatasan tahun 1937, dan delegasi konferensi tersebut setuju.
Mereka juga memutuskan untuk membagi Jerman menjadi zona reparasi timur dan barat.
Zona reparasi tersebut kemudian menjadi Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman.
Dengan demikian, Potsdam mewakili awal dari permainan kekuasaan antara Barat dan Uni Soviet, yang menyebabkan dimulainya Perang Dingin hanya beberapa tahun kemudian.
Negosiasi antara ketiga perwakilan negara tersebut berlangsung hingga 2 Agustus dan diakhiri dengan Perjanjian Potsdam.
Berikut ini isi perjanjian Postdam
Baca Juga: Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Menempati Posisi dan Fungsi yang Strategis
(*)