Penulis
Intisari-Online.com - Mengakhiri Perang Dunia 1, Sekutu dan Jerman menandatangani isi perjanjian Versailles.
Perjanjian Versailles pun disebut sebagai 'Perjanjian Damai'. Namun, perjanjian ini tetaplah memberatkan pihak yang kalah.
Dalam hal ini, pihak yang kalah dalam Perang Dunia 1 adalah Jerman dan negara-negara blok sentral.
Sejumlah perjanjian pun ditandatangani pihak sekutu dengan negara-negara blok sentral lainnya, seperti dengan Austria, Hongaria, dan Turki.
Perjanjian Versailles merupakan perjanjian pertama yang ditandatangani sekutu dan pihak yang kalah dalam Perang Dunia 1.
Genjatan senjata disepakati pada 11 November 1918. Tetapi, Perjanjian Versailles baru ditandatangani pada 28 Juni 1919 dan mulai berlaku pada 10 Januari 1920.
Penandatanganan perjanjian ini berlangsung di Hall of Mirrors di kota Versailles, Perancis.
Apa saja isi Perjanjian Versailles dan dampaknya bagi Jerman?
Melansir bbc.com, sebelumnya menandatangani Perjanjian Versailles, Jerman memperkirakan bahwa perjanjian perdamaian akan didasarkan pada rencana Presiden Amerika Woodrow Wilson.
Rencana Wilson itu berdasarkan Empat Belas Poin, di mana enam prnsip utamanya yaitu:
Tiga Besar itu di antaranya David Lloyd George dari Inggris ,Georges Clemenceau dari Prancis, Woodrow Wilson dari Amerika Serikat.
Rupanya, baik Inggris maupun Prancis tidak mau mendasarkan penyelesaian damai pada empat belas poin tersebut setelah November 1918.
Kedua negara tersebut menguasai kekaisaran besar. Mereka menyadari bahwa pandangan Wilson tentang koloni akan menyebabkan masalah bagi mereka juga.
Karena masing-masing dari Tiga Besar memiliki tujuan berbeda, membuat negosiasi menjadi lebih sulit.
Pada akhirnya, perjanjian damai itu pun jauh lebih keras daripada yang diharapkan Jerman.
Isi perjanjian Versailles pada intinya berisi tiga poin, yaitu: (1) Negara-negara yang kalah harus melucuti senjata, (2) mereka harus mebayar ganti rugi, dan (3) mereka kehilangan tanah ke negara lain.
Dampak Perjanjian Versailles bagi Jerman:
Jerman pun mengkritik habis-habisan perjanjian damai ini.
Mereka mengeluh bahwa perjanjian itu “didiktekan” kepada mereka, melanggar semangat Empat Belas Poin, dan menuntut pengorbanan yang tidak dapat ditoleransi yang akan menghancurkan ekonomi mereka.
Mengutip Britannica, pada tahun-tahun setelah diratifikasi, Perjanjian Versailles direvisi dan diubah, sebagian besar menguntungkan Jerman.
Banyak sejarawan mengklaim bahwa kombinasi dari perjanjian yang keras dan penegakan ketentuan yang lemah selanjutnya membuka jalan bagi kebangkitan militerisme Jerman pada 1930-an.
(*)