Sementara itu, Panglima Angkatan Bersenjata PNG, Mayor Jenderal Gilbert Toropo, menegaskan bahwa pernyataan kelompok tersebut tidak mewakili masyarakat atau angkatan bersenjata PNG.
Bahkan dia menyatakan tindakan kelompok tersebut dapat dikategorikan sebagai makar, karena mengklaim membentuk pasukan bersenjata di luar Angkatan Bersenjata Papua Nugini.
Pemerintah Papua Nugini akan melakukan penindakan hukum terhadap para pihak yang terlibat dalam video tersebut.
Menurut KBRI, video tersebut tidak berdampak terhadap hubungan baik antara kedua negara.
Namun rupanya yang dilakukan oleh warga Papua Nugini tersebut memiliki dampak luas dalam media sosial.
Facebook, sebagai salah satu media sosial yang banyak digunakan, menghapus foto bersejarah Papua Nugini, karena mengkategorikan foto tersebut sebagai ‘telanjang’.
Karena menghapus foto sejarah dan budaya dari PNG itulah Facebook pun dituduh melakukan diskriminasi.
Namun, Facebook mengklaim bahwa foto-foto tersebut dihapus karena kesalahan.
Foto-foto tersebut diposting di grup Facebook yang mempublikasikan foto-foto sejarah dari Papua Nugini.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR