Intisari-Online.com - Dulu, 'Timor Timur' merupakan nama wilayah Timor Leste, ketika ia menjadi bagian dari Indonesia sebagai provinsi termuda.
Indonesia menginvasi wilayah ini pada Desember 1975, kemudian berhasil menguasainya selama 24 tahun.
Kini, Timor Leste merupakan sebuah negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Timor Leste lepas dari Indonesia melalui referendum yang digelar pada 30 Agustus 1999.
Hasil referendum menunjukkan bahwa rakyat di wilayah berjuluk 'Bumi Lorosae' tersebut menginginkan kemerdekaan dan menolak berintegrasi dengan Indonesia.
Indonesia bukan satu-satunya yang pernah menduduki Timor Leste. Sebelumnya, wilayah ini pernah diduduki Portugis, diperebutkan Portugis dan Belanda, juga dikuasai Jepang.
Menjadi perebutan antara Portugis dan Belanda, wilayah ini juga pernah dikenal sebagai 'Timur Portugis', bagian pulau Timor yang dikuasai Portugis. Sementara setengah pulau di bagian barat disebut sebagai 'Timor Belanda' (kini Nusa Tenggara Timur).
Telah melalui berbagai masa pendudukan dengan berbagai nama, akhirnya negara yang resmi diakui internasional pada 20 Mei 2002 ini menggunakan nama 'Republik Demokratik Timor Leste'.
Rupanya, nama 'Timor Leste' punya arti yang tak berbeda jauh dengan nama-nama sebelumnya.
'Timor' sendiri merupakan cara lain untuk mengatakan 'Timur' dalam bahasa Melayu.
Hal itu mengacu pada posisi wilayah itu sebagai bagian paling timur dari Kepulauan Sunda Kecil.
Sementara 'Leste' artinya juga 'Timur' dalam bahasa Portugis.
Dibanding menggunakan 'Timor Timur', yang mana Timur berasal dari bahasa Indonesia, negara ini lebih memilih menggunakan 'Leste' dari bahasa Portugis.
Secara keseluruhan, 'Timor Leste' jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah 'Timur Timur', arti yang mungkin tampak aneh.
Mengutip Young Pioneer Tours, ada alasan untuk penegasan nama Timor Leste sebagai nama resmi.
Hal itu berkaitan dengan bahasa yang digunakan di wilayah tersebut.
Baca Juga: MelaluiVideo Call, Anak-anak Ini Histeris Lihat Detik-detik Ibunya Meninggal Dunia Karena Covid-19
Setelah periode penjajahan yang begitu lama, bahasa Portugis terus digunakan di wilayah tersebut dan tetap menjadi bahasa resmi negara, sangat berbeda dari penggunaan utama bahasa Indonesia di Timor Barat.
Bahkan, bahasa asli di wilayah tersebut, Tetum, memiliki tingkat kata Portugis yang tinggi dalam kosa kata modernnya.
Sehingga, tidak mungkin untuk mengabaikan tautan bahasa yang melekat tersebut.
Jadi penegasan Timor Leste setidaknya sebagian, merupakan penegasan identitas nasional melalui bahasa.
Baca Juga: MelaluiVideo Call, Anak-anak Ini Histeris Lihat Detik-detik Ibunya Meninggal Dunia Karena Covid-19
Bahasa Resmi yang Digunakan di Timor Leste
Ada banyak bahasa yang digunakan oleh penduduk Timor Leste, kira-kira sekitar 30 bahasa atau lebih.
Namun, Bahasa Portugis dan Bahasa Tetum atau Tetun, merupakan bahasa resmi di Bumi Lorosae.
Mengutip easttimorgoverment.com, Lingua franca dan bahasa nasional Timor Leste adalah Tetum.
Bahasa Tetum merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis, yang memiliki status yang sama sebagai bahasa resmi.
Selain itu, Fataluku, bahasa Papua yang banyak digunakan di bagian timur negara (seringkali lebih dari Tetum), memiliki pengakuan resmi di bawah konstitusi.
Seperti halnya bahasa asli lainnya, termasuk: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede dan Wetarese.
Seperti dikatakan di atas, Bahasa Portugis secara khusus mempengaruhi dialek Tetum yang dituturkan di ibu kota, Dili, yang dikenal sebagai Tetun Prasa, sebagai lawan dari versi yang lebih tradisional berbicara di daerah pedesaan, yang dikenal sebagai Tetun Terik.
Tetun Prasa adalah versi yang lebih banyak digunakan, dan sekarang diajarkan di sekolah-sekolah.
Baca Juga: MelaluiVideo Call, Anak-anak Ini Histeris Lihat Detik-detik Ibunya Meninggal Dunia Karena Covid-19
(*)