Intisari-Online.com -Namanya adalahMA Sentot.
Di bawah komandonya,warga Sindangkerta, Indramayu, Jawa Barat sukses menantang tentara Belanda demihari kemerdekaan RI.
Saat itu, meskidiberondong peluru,warga Sindangkerta tetap melawan tanpa gentar.
"Hampir setiap hari suara peluru-peluru itu saya dengar," kataAsikin (80), seorang saksi sejarah, mengisahkan kepada Kompas.com pada Jumat (28/5/2021).
MenurutAsikin, MA Sentot memiliki kepandaian bertempur, diorganisir. Oleh karenanya,warga dididik dan dilatih taktik perang olehnya.
"Beliau (MA Sentot) itu orang Plumbon, Indramayu."
"Orangnya pandai dalam taktik perang. Berani. Ramah terhadap masyarakat."
"Kalau perang selalu terdepan membawa senapan atau tembakan sambil ditenteng ke depan," terangnya.
Sukses di Indramayu,MA Sentot membentuk laskar perjuangan bernama Pasukan Setan.
Pasukan itu dia gunakan saat peranggerilya.
Karena jumlah anggotanya banyak, maka mereka berhasil merampas senjatatentara Jepang dan Belanda.
Dengan modal senjata rampasan itu,Pasukan Setan dipimpin MA Sentot bergerilya melawan Belanda.
"Saya ingat, kejadiannya itu 1947 saat agresi militer Belanda kesatu."
"Beliau bersama pasukannya bernama Pasukan Setan tersebut melawan Belanda."
"Menembaki dari tempat-tempat persembunyian ketika tentara Belanda sedang patroli menggunakan mobil," kata Asikin.
PergerakanPasukan Setan mendapat perhatian tentara Belanda lainnya. Namun mereka tidak gentar.
JustruPasukan Setan semakin menyerang tentara Belanda mati-matian.
Lalu puncaknya terjadipada November 1947 di sekitar jembatan Bangkir.
Tentara Belanda menembaki dan melempari granat ke arah rumah warga dekat jembatan tersebut.
Baca Juga: Tak HanyaSoal Percintaan, Perilaku Ghosting Juga Bisa Terjadi diSemua Sisi Kehidupan
Akibatnya puluhan rumah terbakar danmayat bergelimpangan.
Saat itu, Asikin melihatna seperti lautan api.
"Saya sangat jelas melihat keadaanya."
"Dilempar pake granat. Rumah-rumah warga terbakar dan asap hitam membumbung menyelimuti desa tersebut."
"Desa tersebut lautan api," terang Asikin menahan isak tangis.
Mendengar berita itu,MA Sentot langsung memimpin pasukan.
Karena mereka telah menguasai beberapa lokasi, pertempuran melawan Belanda pun tidak terelakkan.
Kini, MA Sentot sudah meninggal dunia karena sakit. Sementara beberapa anak buahnya juga sudah wafat.
"Sebelum tahun 2000 juga banyak teman-teman dan anak buah seangkatan Sentot telah wafat," kata Supali.
Tapi Supali tidak akan lupa ketika Pasukan Setan dengan gagak berani melawan tentara Belanda.