Kemudian Jihan mengumpulkan cucu-cucunya, lalu menyusul dengan helikopter ke rumah sakit.
Sementara, putri-putrinya yang tidak ikut ke stadion sudah berada di rumah sakit bersama suami mereka.
Terlihat Wapres Hosni Mubarak, yang tangannya dibalut karena terserempet peluru, begitu pula para menteri.
Suasana ruang tunggu rumah sakit hening mencekam.
Jihan menanti dan terus menanti, tetapi tidak ada satu dokter pun yang menemuinya untuk memberi tahu keadaan suaminya.
Sudah setengah jam lewat dan Jihan pun sadar apa yang terjadi.
Sambil berdiri menoleh ke arah Hosni Mubarak, ia menarik napas dalam-dalam untuk menabahkan hatinya.
"Tampaknya Sadat sudah meninggal," katanya.
"Sekarang giliran Anda memimpin negara ini. Mohon jaga Mesir baik-baik, Pak Mubarak."
Demikianlah, Anwar Sadat tewas ditembus lima peluru Kalashnikov, dua di dada, satu di leher, satu di tulang tengkuk dan satu lagi di lutut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR