Intisari-online.com - Pekan lalu dunia dikejutkan dengan terjebaknya kapal kargo MV Ever Given di Terusan Suez.
Kapal itu terjebak di tengah kanal, sehingga membuat jalur tersebut macet, sehingga menyebabkan kerugian hingga 1 miliar dollar AS.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah jalur tersebut bebas dan gartis untuk dilewati?
Atau jalur tersebut memiliki gerbang seperti laiknya jalan tol yang secara ekslusif hanya bisa dilewati kendaraan tertentu setelah membayar.
Menurut Daily Express, pada Minggu (4/4/21), ternyata untuk melewati terusan Suez tidaklah gratis, dan ada biaya yang harus dibayar jika ingin melewatinya.
Namun, jalur laut tersebut tidak memiliki gerbang seperti laiknya jalan tol.
Terusan Suez dibuka untuk berbisnis, namun saat terjadi kendala seperti macetnya kapal MV Ever Given, petugas langsung turun tangan.
Pihak berwenang langsung melepaskan haluan dan buritan kapal dari masing-masing tepi kanal.
Penundaan yang lama mengakibatkan kerugian yang cukup besar, baik bagi perusahaan yang menyusuri kanal, maupun pejabat yang mengelolanya.
Semua orang yang pernah melihat Terusan Suez, dari atas akan memahaminya sebagai garis lurus tanpa bentuk.
Ini menghubungkan Teluk Suez dan Laut Mediterania.
Karena itu, kanal ini tidak memiliki gerbang, yang biasanya terdapat di kanal-kanal Inggris.
Kapal yang bermaksud untuk melewati terusan Suez, harus melalui radio ke pelabuhan sebelum melakukan perjalanan sejauh 120 mil ke utara atau selatan.
Awalnya sempat diusulkan untuk memasang gerbang di kanal tersebut.
Tetapi kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte membatalkan rencana tersebut pada abad ke-19, karena itu akan memakan banyak waktu dan uang.
Mereka berasumsi bahwa Laut Merah, lebih tinggi 8,5 meter dari mitranya di Mediterania.
Sementara itu, berapakah biaya untuk melintas di Terusan Suez?
Menurut laporan, seperti yang telah terlihat dalam krisis Ever Given, Terusan Suez menerima lalu lintas harian yang cukup padat.
Banyak kapal-kapal besar melintasi kanal ini karena sebagai jalur alternatif tercepat di wilayah itu.
Milyaran poundsterling telah melewati kanal itu, dan ketika macet ini akan menjadi kerugian tersendiri bagi pengelolanya.
Menurut perusahaan pelayaran Norwegia, Wilhelmsen Holding ASA, jumlah tol tersebut bergantung pada beberapa faktor.
Calon kapal yang melewati harus berdasarkan variabel berikut: