Penulis
Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu, dunia sempat dihebohkan dengan terjebaknya kapal MV Ever Given di Terusan Suez.
Hal itu menyebabkan, keugian sebesar 1 miliar dollar AS, karena banyak kapal lain tidak bisa lewat.
Namun, setelah menggunakan berbagai cara kapal itu akhirnya berhasil dibebaskan dari kanal tersebut, setelah 6 hari terjebak.
Akan tetapi sebuah kabar baru kembali behembus, menyebutkan bahwa ada dalang penyebab kapal tersebut terjebak di Terusan Suez.
Menurut 24h.com.vn, pada Senin (5/4/21), seorang wanita disalahkan dalam insiden tersebut.
Wanita tersebut adalah Marwa Elselehdar, seorang kapten kapal wanita pertama di Mesir, padahal pada saat itu dia berada di kapal berbeda yaitu kapal Aida IV.
Namun, dia dituduh menyebabkan kapal kago Ever Given terjebak di Terusan Suez sehingga macet.
Lalu, bagaimana bisa Marwa Elselehdar menjadi tertuduh sebagai dalang terjebaknya kapal MV Ever Given?
Menurut Daily Mail, tuduhan tehadap Elselehdar, ternyata hanyalah rumor paslu, dia dituduh demikian untuk merusak reputasinya.
Foto-foto palsu dan akun palsu yang menyebarkan rumor kerusakan itu seakan berniat merusak reputasi kapten wanita pertama Mesir itu.
Wanitaberusia 29 tahun itu mengatakan dia tidak tahu dari mana rumor itu berasal, tetapi jelas menargetkannya dan karena dia adalah kapten wanita pertama.
Saya sangat terkejut," katanya kepada BBC.
"Saya merasa bahwa saya menjadi sasaran rumor jahat karena saya adalah wanita pertama yang berhasil di industri ini dan terutama orang Mesir. Tapi saya tidak yakin," kata Elselehdar.
Wanita hanya 2% dari orang yang bekerja di industri maritim dunia, menurut Organisasi Maritim Internasional.
Kapal Aida IV dimiliki oleh badan keamanan maritim Mesir. Kapten Marwa kemudian diberi tugas untuk memasok mercusuar di Laut Merah.
Para peserta Akademi Ilmu Maritim, Teknologi, dan Transportasi Arab (AASTMT) juga dilatih di atas kapal.
Marwa mengatakan dia terinspirasi untuk bergabung dengan industri maritim setelah kakaknya mendaftar AASTMT. Jadi dia selalu memiliki hasrat terhadap laut.
Akademi tersebut awalnya hanya menerima laki-laki, tetapi gadis itu memiliki hak istimewa untuk meminta Presiden Mesir Hosni Mubarak turun tangan.
Marwa mengaku kesulitan mengatasi stigma dan tatapan rekan-rekannya.
"Kebanyakan orang dalam masyarakat Mesir tidak dapat menerima bahwa wanita bisa melaut, jauh dari rumah selama berbulan-bulan," katanya.
"Tapi itu kesukaan saya, dan tidak perlu mendapat izin dari orang lain," katanya.
Pada 2015, Marwa dipercaya mengemban tanggung jawab menjadi kapten. Dia juga kapten wanita termuda yang naik perahu melalui Terusan Suez.
Ketika rumor menyebar, dia takut kariernya akan jatuh. Tapi dia juga melihat komentar positif.
"Saya berusaha untuk tidak memperhatikan hal-hal negatif untuk fokus pada karir saya," kata Marwa.
Marwa akan menjalani tes bulan depan untuk terus meningkatkan karirnya sebagai kapten. Dia berharap bisa menjadi inspirasi bagi wanita lain.
Pada 2017, dia dihormati oleh Presiden Abdel Fattah El-Sisi saat ini pada Hari Perempuan Mesir.