Awalnya ini hanya dipakai di kota. Namun, saat para pria kota mengadopsi celana dan jaket Eropa, para pria desa mengadopsi mantel Turki dan sirwal longgar ini. Namun Badawi tetap bertelanjang kaki.
Selain itu ada juga ragam jaket tradisional (salta), rompi (sidriyeh) dan jaket lengan panjang (mintiyan).
Hiasan kepala tradisional pria Palestina
Sebelum tahun 1930-an, pria desa mengenakan beberapa lapis penutup kepala.
Pertama, topi tengkorak katun putih (taqiyeh), kemudian topi flanel putih atau abu-abu (libbadeh atau kubb`ah) lalu lembut, bundar tarbush maghribi dengan rumbai.
Pria kota dan pejabat Utsmaniyah mengenakan tarbush istambuli, tinggi dan kaku.
Kain tarbus dibungkus dengan kain putih polos kemudian laffeh (sorban) di atasnya.
Warna sorban menandakan hal-hal seperti pemakainya adalah keturunan Nabi Muhammad (hijau), seorang Samaria (merah), atau seorang Yahudi (hitam).
Namun warna yang paling umum adalah kuning, coklat dan jingga. Laki-laki yang lebih tua cenderung memakai pakaian putih.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR