Pantas China Mencak-mencak Kecam Israel, Ternyata Negeri Panda Pernah Dipermalukan Israel Setelah AS Bisikkan Hal Ini pada Negeri Yahudi Itu

Tatik Ariyani

Penulis

Hubungan China dan Israel
Hubungan China dan Israel

Intisari-Online.com - Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi meminta Amerika Serikat (AS) untuk "menyesuaikan" posisinya dalam konflik Israel-Palestina.

Berbicara pada debat virtual Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tentang Palestina, Wang mengatakan karena dihalangi AS, DK PBB belum dapat menyatukan suara dalam permasalahan Palestina.

Wang merujuk pada upaya berulang Washington untuk menghalangi Dewan Keamanan mengeluarkan pernyataan bersama tentang kekerasan Israel di Palestina.

Diplomat China itu mengatakan: "Kami menyerukan AS untuk memikul tanggung jawabnya, menyesuaikan posisinya."

Baca Juga: Dijuluki 'Orang yang Bantu Berdirinya Negara Israel', Presiden AS Harry Truman Ternyata Sangat Muak dengan Cara Orang-orang Yahudi Amerika Melobi Pemerintah Amerika

Dalam sambutannya, Wang juga menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

Dia berkata: "Penggunaan kekerasan tidak dapat menjamin perdamaian, dan kekerasan juga tidak dapat membawa ketenangan."

Wangkemudian menambahkan penting bahwa Israel menahan diri dan mematuhi resolusi PBB yang relevan, menghentikan pembongkaran rumah Palestina, dan penggusuran rakyat Palestina.

Namun, AS selalu menjadi tameng bagi Israel di DK PBB.

Baca Juga: Tak Cukup Roket Hamas, Ternyata Negara Ini Diam-diam Ikut Gempur Israel dengan Mengiriminya Roket-roket

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga telah mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri karena mereka percaya bahwa Hamas di Gaza yang pertama kali meluncurkan roket ke Israel.

Hubungan antara China dan Israel umumnya baik tanpa masalah bilateral tertentu.

Namun, kedua negara tetap terpecah belah atas masalah Palestina, permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, blokade ekonomi Gaza, dan tembok pembatas Tepi Barat Israel, seperti diwartakan Express.co.uk, Rabu (19/5/2021).

Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, AS telah mencoba membuat Israel putus hubungan dengan China, karena perang perdagangan Washington dengan Beijing, tetapi upaya tersebut agak lemah.

Namun, setahun yang lalu, Israel menyerah pada tekanan AS untuk membatasi investasi China di area sensitif ekonomi, yang memicu kemarahan China.

Pada Mei 2020, Israel menolak tawaran konglomerat Hong Kong untuk membangun pabrik desalinasi terbesar di negara itu.

Desalinasi adalahproses untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Baca Juga: Tak Cukup Roket Hamas, Ternyata Negara Ini Diam-diam Ikut Gempur Israel dengan Mengiriminya Roket-roket

Pemerintah Israel memutuskan proyek Sorek 2 senilai $ 1,5 miliar (Rp21,5 triliun), yang akan memasok lebih dari sepertiga air Israel, akan dibangun oleh sebuah konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan lokal IDE Technologies dan dibiayai oleh Bank Leumi Israel dan dua pemberi pinjaman Eropa.

Keputusan itupada dasarnya mengalahkan tawaran dari CK Hutchison Holdings, yang dikendalikan oleh miliarder Hong Kong Li Ka-shing.

Keputusan itu diambil beberapa hari setelah Mike Pompeo, mantan Menteri Luar Negeri AS, mengatakan Washingtonmenentang keterlibatan China dalam pembangunan pabrik sebagai masalah utama selamakunjungan singkat ke Israel.

Pompeo mengatakan setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu: "Kami tidak ingin Partai Komunis China memiliki akses ke infrastruktur Israel, sistem komunikasi Israel, semua hal yang membahayakan warga Israel dan pada gilirannya menempatkan kapasitas Amerika untuk bekerja bersama Israel dalam proyek-proyek penting berada dalam risiko."

Namun, Kementerian Keuangan Israel dan Menteri Energi Yuval Steinitz, yang terlibat dalam tender, mengatakan keputusandalamproyek desalinasi untuk IDE karena biaya.

Dia mengatakan kepada radio Israel: “Proposal perusahaan Israel lebih baik dengan selisih yang signifikan dibandingkan dengan semua pesaing, termasuk China.

"Saya sedang rapat dengan Pompeo dan Netanyahu, dan bagi saya sepertinya fasilitas ini tidak menjadi masalah utama orang Amerika."

Baca Juga: Pesawat Datang Tanpa Henti, Inilah Ketika Israel Kirim 52 Pesawat dan Jatuhkan 120 Bom, Incar 40 Tempat di Palestina Ini untuk Dihancurkan

Pemerintahan Trump menekan Israel untuk memblokir investasi China, terutama setelah Israel mengizinkan perusahaan yang berbasis di Shanghai untuk mengoperasikan pelabuhan di Haifa dan grup peralatan telekomunikasi Huawei dan ZTE menyatakan minat untuk memperluas di negara itu.

Israel membentuk komite untuk meninjau investasi asing ke sektor sensitif pada Oktober 2022, sebagian untuk menenangkan Washington, tetapi menurut Financial Times, pejabat AS mengeluh bahwa komite tersebut tidak bertindak cukup jauh.

Perdagangan antara Israel dan China telah tumbuh sekitar 400 persen dalam dekade terakhir menjadi lebih dari $ 14 miliar (Rp201,5 triliun).

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada FT: "Israel adalah mitra yang luar biasa untuk Amerika Serikat, dan kami memiliki kepercayaan penuh dalam kemitraan kami dalam masalah ini juga."

Artikel Terkait