Sedangkan di sebelah utara mereka memakai koin tertutup kap mesin (smadeh) dan satu lagi bentuk kuda-kuda dengan lebih banyak koin (saffeh).
Gadis desa yang belum menikah memakai topi (malas).
Di beberapa daerah ketika gadis-gadis mencapai usia menikah mereka beralih ke wuqa yang seperti versi sederhana dari smadeh, pada dasarnya topi dengan beberapa koin.
Sementara gadis Badawi yang belum menikah mengenakan hattah seperti tas, wanita yang sudah menikah menggulungnya seperti ikat kepala.
Pakaian dasarnya adalah thobe, yang agak mirip kemeja panjang. Ini mirip dengan galabia Mesir.
Sebelum tahun 1900-an warnanya putih atau biru, biasanya sampai lutut, tapi kadang sampai mata kaki.
Untuk pria yang bekerja itu diikat di pinggang dengan ikat pinggang kulit. Hanya laki-laki dari kelas santai yang mengenakannya longgar dan mengepak.
Sabuk ini juga memiliki tujuan praktis dan menampung berbagai peralatan. Lengannya diikat ke belakang dengan tali.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR